MANGNGADE: CIRI TRADISI MEGALITIK DI DESA WANUAWARU, MALLAWA, MAROS
Main Article Content
Abstract
Mangngade or ‘performing custom’ is a common activity in Wanuawaru Village, Mallawa District, Maros Regency, which is conducted in December and January. The problem in this research is how Wanuawaru villagers doing it and how position Manggade to Wanuawaru Villagers. There are three stages during the Mangngade procession namely visiting salo, gathering in Saoraja, and gathering in Bulu Posso. In Mangngade, the community performs prayers related to agriculture to avoid natural disasters, to beg for peace, safety, and success of personal life. The methods of data collection are ethnographic method and archaeological data recording. The results of data recording are then analyzed using concept in megalithic culture. Based on those data, it is finally concluded that Mangngade is the character of a megalithic tradition that is still carried out by the Wanuawaru villagers from generation to generation for confession about their community.
Mangngade atau ‘menjalankan adat’ merupakan kegiatan masyarakat di Desa Wanuawaru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, yang dilakukan pada bulan Desember dan Januari. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu bagaimana proses acara Mangngade dan kedudukannya dalam masyarakat Desa Wanuawaru. Terdapat tiga tahap saat prosesi Mangngade, yaitu mengunjungi salo, berkumpul di Saoraja, dan berkumpul di Bulu Posso. Dalam Mangngade, masyarakat melakukan doa-doa yang berkaitan dengan pertanian, terhindar dari bencana alam, kedamaian, keselamatan dan kesuksesan kehidupan pribadi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, metode etnografi dan perekaman data arkeologi. Hasil perekaman data kemudian dianalisis dengan menggunakan konsep dalam kebudayaan megalitik. Berdasarkan data tersebut akhirnya disimpulkan bahwa Mangngade merupakan ciri tradisi megalitik yang masih dijalankan masyarakat Desa Wanuawaru secara turun temurun dari leluhurnya dalam membangun pengakuan keberadaan kelompoknya.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Andari, C. (2001). Aspek Megalitik Situs Sewo, Soppeng. Walennae, Vol. IV.No. 6, 13-22.
Andari, C. (2006). Komplesk Megalitik Sewo, Soppeng: Tinjauan Awal Terhadap Periodesasi dan Interpretasi. Walennae, 107-120.
Duli, A. (2008). Bentuk dan Peranan Budaya Megalitik Pada Beberapa Situs Di Kabupaten Bantaeng. Walennae, Vol. X. No. IV, 19-43.
Harris, D. R. (2006). The Interplay of Ethnographic and Archaeological Knowledge in the Study of Past Human Subsistence Tropics. Royal Anthropological Institut, 63-78.
Hasanuddin. (2011). Peninggalan Megalitik Di Situs Lamatti, Tondong, Bulo-Bulo Di Sinjai Sulawesi Selatan. Walennae, 17-28.
Hasanuddin. (2011). Temuan Megalitik Dan Penataan Ruang Pemukiman Di Kabupaten Enrekang. Walennae, Vol. 12. No. 1, 159-168.
Hasanuddin. (2016). Nilai-Nilai Sosial dan Religi dalam Tradisi Megalitik di Sulawesi Selatan. Kapata Arkeologi 12(2), 191-198.
KBI, P. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Pinasti, V. I. (2007). Diktat Etnografi Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryatman. (2011). Pengelolaan Sumberdaya Budaya Di Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng (Studi Kasus Pesta Adat Pajjukukang). Walennae, Vol. 12. No. 1, 101-112.
Suyanto, S. (2012). Rivalitas Tradisi-Modernitas Dalam Perspektif Poskolonial: Telaah Atas Sejumlah Sajak Abad 20. Humaniora, 63-72.
Tanudirjo, D. A., Zaim, Y., Prasetyo, B., Fachroel, A., Ardika, I., & Sulistyanto, B. (2009). Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve.
Umar, A. F. (2002). Integritas Sosial Dan Kultural Dalam Tradisi Megalitik Di Possi Tana, Kajang. Walennae, Vol.V. No. 9, 54-63.