SIMPANG TIGA ABADI, KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN: JEJAK SUNGAI LAMA DI LAHAN BASAH

Main Article Content

Muhammad Fadhlan Syuaib Intan

Abstract

The east coast of South Sumatra is a wetland area that contains many archaeological remains, one of which is the Simpang Tiga Abadi Site, Simpang Tiga Village, Tulung Selapan District, Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatra Province. The problem associated with wetlands in the research area is how the past community reached the Simpang Tiga Abadi site to conduct social relations with the local community. The aim of the study was to determine the geological environmental conditions of the study area, the shape and pattern of old river flows in the Eternal Three Junction area, and the position of the old river towards the Lebong Hitam River or the Lumpur River. In addition to the geological conditions of this site, we also discussed the mapping of old river trails, including the flow patterns and relations between old rivers and rivers that are still flowing at this time. The method applied, is literature review, geological survey, and map analysis. The results of field observations prove that the site landscape includes a terrestrial morphological unit with a slope of 0-2%, and the height of the sea level is 1-7 meters. Deranged flow pattern, periodic river, and adult-old river stage. The composition of this site is swamp sediment, quartz sandstone, and tuff, and lineament as a result of geological structures. The old river reconstruction turned out to flow together with the Lebong Hitam River and Lumpur River. The Simpang Tiga Abadi site is inhabited from the 9th century to the 18th century.

 

Pesisir timur Sumatera Selatan merupakan daerah lahan basah yang banyak mengandung tinggalan kepurbakalaan, salah satunya adalah Situs Simpang Tiga Abadi, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Masalah yang terkait dengan lahan basah di wilayah penelitian, adalah bagaimana masyarakat masa lalu mencapai Situs Simpang Tiga Abadi untuk melakukan hubungan sosial dengan masyarakat setempat. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi lingkungan geologi wilayah penelitian, bentuk dan pola aliran sungai lama di wilayah Simpang Tiga Abadi, dan posisi sungai lama tersebut terhadap Sungai Lebong Hitam atau dengan Sungai Lumpur. Selain kondisi geologi situs ini, dibahas pula tentang pemetaan jejak sungai lama, mencakup pola aliran dan hubungan antara sungai lama dengan sungai-sungai yang masih mengalir saat ini. Metode yang diterapkan, adalah kajian pustaka, survei geologi, dan analisis peta. Hasil pengamatan lapangan membuktikan bahwa bentang alam situs termasuk satuan morfologi dataran dengan kemiringan 0-2%, dan ketinggian dari permukaan air laut adalah 1-7 meter. Berpola aliran deranged, sungai periodis, serta berstadia sungai dewasa-tua. Batuan penyusun situs ini adalah endapan rawa, batupasir kuarsa, dan tufa, serta kelurusan sebagai hasil dari struktur geologi. Rekonstruksi sungai lama ternyata alirannya menyatu dengan Sungai Lebong Hitam dan Sungai Lumpur. Situs Simpang Tiga Abadi dihuni dari abad ke-9 hingga abad ke-18.

Article Details

Section
Articles

References

Biling, M. P. (1972). Structural Geology. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliggs.

Desaunettes, J. R. (1977). Catalogue of landforms for Indonesia : examples of a physiographic approach to land evaluation for agricultural development [Unpublished]. Bogor: Trust Fund of the Government of Indonesia Food and Agriculture Organization.

Eriawati, Y. J. (1997). Penelitian Sumberdaya Alam (Lingkungan Vegetasi) Di Situs Kompleks Gua Wilayah Maros, Sulsel. Jakarta: LPA Bid. Arkeometri, Puslit Arkenas.

Intan, M. F. S. (2015). Eksplorasi Geoarkeologi Di Wilayah Air Sugihan, Sumatra Selatan. In Bambang Budi Utomo (Ed.), Kehidupan Purba di Lahan Gambut (pp. 11–33). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Intan, M. F. S. (2017). Banyu Biru: Jejak Sungai lama Di Lahan Basah. Siddhayatra, 22(1), 1– 14.

Intan, M. F. S. (2018). Lingkungan Geologi Sektor Simpang Tiga Abadi, Situs Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Lobeck, A. K. (1939). Geomorphology, An Introduction To The Study of Landscape. New York and London: Mc Graw Hill Book Company Inc.

Mangga, A., Sukardi, & Sidaro. (1993). Geologi Lembar Tulung Selapan, Sumatera. Puslitbang Geologi, Ditjen GSM, Deptamben.

Ramsar, C. S. (2013). The Ramsar Convention Manual: a guide to the Convention on Wetlands (Ramsar, Iran, 1971). Switzerland: Ramsar Convention Secretariat.

Rangkuti, N. (2008). Arkeologi Lahan Basah di Sumatera Bagian Selatan. In Sutikno (Ed.), Arkeologi Lahan Basah di Sumatera dan Kalimantan (pp. 1–21). Balai Arkeologi Palembang.

Rangkuti, N. (2017). Teluk Cengal: Lokasi Pelabuhan Sriwijaya? Berkala Arkeologi, 37(2), 125–140.

Rangkuti, N., & Wiyana, B. (2016). Hasil-Hasil Penelitian Arkeologi di Lahan Gambut

Provinsi Sumatera Selatan. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.

Thornbury, W. D. (1964). Principle of Geomorphology. New York and London: John Wiley and Sons, inc.

Todd, D. K. (1980). Groundwater Hydrology (Second Edi). New York: John Willey and Son’s.

Wiyana, B. (2013). Temuan Perahu kuno di Sumatera Bagian Selatan. In Inajati Adrisijanti (Ed.), Perahu Nusantara (pp. 149–164). Yogyakarta: Kepel Press.

Wiyana, B., Suranto, Y., Sofian, H. O., & Adhifani, W. R. (2015). Laporan Hasil Penelitian Arkeologi: Kronologi Situs di Kawasan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Palembang.