THE EXISTENCE OF BOJONGMENJE TEMPLE: THE COLLAPSE OF TARUMANEGARA KINGDOM AND THE ESTABLISHMENT OF SUNDA KINGDOM (VIII-X CENTURY)
Main Article Content
Abstract
Candi Bojongmenje merupakan salah satu artefak sejarah Jawa Barat. Publikasi seputar Candi Bojongmenje tidak banyak dibandingkan candi-candi lainnya di Pulau Jawa karena literatur yang membahas candi ini masih sedikit. Candi Bojongmenje ditemukan pada 2002 di Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Rancaekek, Kabupaten Bandung. Keberadaan candi ini diketahui sejak abad VIII M terkait erat dengan keruntuhan Kerajaan Tarumanegara dan berdirinya Kerajaan Sunda. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji eksistensi Candi Bojongmenje sejak abad VIII M pasca runtuhnya Kerajaan Tarumanegara pada abad VII M dan berdirinya Kerajaan Sunda Abad X M. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, dimana penulis melakukan proses Heuristik, Kritik, Interpretasi dan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk Historiografi. Hasil penelitian membuktikan, keberadaan Candi Batujaya sejak abad VII M menjadi bukti runtuhnya Kerajaan Tarumanegara pasca penyerbuan Jayasana dari Kerajaan Sriwijaya dan sempat eksisnya kebudayaan Budha di tanah Sunda. Keberadaan Candi Bojongmenje sejak abad VIII M menjadi bukti masih eksisnya kebudayaan Tarumanegara di daerah pedalaman pasca penyerbuan Sriwijaya yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Sunda pada abad X M.
Bojongmenje Temple is one of the artefacts of west Java history. The publication of Bojongmenje Temple is not much compared to other temples in Java Island because the literature that discusses this temple is still small. Bojongmenje Temple was found in 2002 in Kampung Bojongmenje Cangkuang Village, Rancaekek, Bandung Regency. The existence of this temple is closely related to the collapse of tarumanegara kingdom in the VIIth century AD and the establishment of sunda kingdom in the X century M. The purpose of this research is to examine the cause of the construction of Bojongmenje Temple in the 8th century AD after the collapse of tarumanegara kingdom in the VII century AD and then the establishment of sunda kingdom in century X M. This research uses historical methods, where the author conducts heuristic process, criticism, interpretation and presents the results of this study in the form of Historiography. The results prove, the existence of Batujaya Temple in the 7th century AD became the cause of the collapse of tarumanegara kingdom after the invasion of Jayasana from Srivijaya Kingdom and the existence of Buddhist culture in sundanese land. Keberadaan Bojongmenje Temple in the 8th century AD became evidence of the existence of Tarumanegara culture in the hinterland after the invasion of Srivijaya which became the forerunner of the establishment of the Sunda Kingdom in the X century AD.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies Teori dan Praktek diterjemahkan Tim KUNCI Cultural Studies Center dari Cultural Studies; Theory and Practice. Yogyakarta: Bentang (PT Bentang Pustaka).
Boechari. 1986. New Investigations on The Kedukan Bukit Inscription, untuk Bapak Guru. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Christie, J.W. 1991. States Without Cities; Demografic Trends in Early Java. Indonesian Journal 52, pp. 23-40.
Djafar, H. 2001. Percandian di Situs Batujaya, Karawang: Kajian Arsitektural, Kronologi dan Sistemnya. Makalah pada Semiloka Potensi dan Prospek Situs Percandian Batujaya Karawang, Jawa Barat, 28 Februari. Depok: Universitas Indonesia.
Djubiantoro, T. 2005. Candi Bojong Menje: Kajian Sumber Daya Budaya dan Pemanfaatannya. Hastaleleka. Bandung: BalaiArkeologi.
Guillot.C, Nurhakim.L, Wibisono.S, 1996/1997. Banten Sebelum Zaman Islam; Kajian Arkeologi di Banten Girang 932/-1526. Jakarta. Proyek Penelitian Arkeologi Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Herlina, Nina. 2016. Metode Sejarah. Bandung: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia (YMSI) Cabang Jawa Barat.
Herlina, dkk. 2013. Sejarah Kerajaan Sunda. Bandung: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.
Knappert, Jan. 1977. Myths and Legends of Indonesia. Singapore: Heinemann Educational Books
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
Miksic, N. J. 2004. The Classical Cultures of Indonesia. London: Routledge Curzon
MNI. 21 Agustus 2019. Prasasti Tugu. Indonesiana; Platform Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan. Diakses melalui link https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/munas/prasasti-tugu/ pada 5 Februari 2021 Pukul 22. 51 WIB.
Munoz, M. P. 2009. Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulaun Indonesia dan Semenanjung Malaysia: Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara (Jaman Pra Sejarah-Abad XVI) Diterjemahkan dari Early Kingdoms of The Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula National Book Network, 2006] oleh Tim Mitra Abadi,. Yogyakarta: Penerbit Mitra Abadi.
Nicolaas J. Krom. 1931. Hindoe-Javaansche Geschiedenis. S-Gravenhage (Den Haag, Netherlands: Martinus Nijhooff. P. 78
Rosidi, A. dkk. 2000. Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan Budaya termasuk Budaya Cirebon dan Betawi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Saptono, N. 2012. Penelitian Puncak-Puncak Peradaban di Pantai Untara Jawa Barat dan Proses Perjalanan Masyarakat Hindu. Kalpataru. Majalah Arkeologi, Vol. 21 No.1, pp. 30-38. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Saraswati, S. V. 1981. Arca Visnu Cibuaya II dalam Perbandingan, Berkala Arkeologi II (1), pp. 17 – 22.
Soeroso. 1998. Arsitektur Jawa Barat. Siddhayatra, III (1), pp. 1 – 14. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
Sumadio, B (ed.). 1990. Zaman Kuna dalam Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
Wessing, R. 2011. Tarumanegara: What’s in a name” Journal of Southeast Asian Studies, Vol 42, No (June 2011), pp. 325-337.
Widyastuti, E. 2013. Penguasaan Kerajaan Tarumanegara Terhadap Kawasan Hulu Cisadane. Purbawidya Vol.2/No.2/November 2013, pp. 142-150.
Widyastuti, E. 2006. Bukti-bukti Masa Klasik (Hindu-Buddha) di Sekitar Cekungan Bandung. Dalam Agus Aris Munandar (ed.), Widyasancaya, pp. 72 – 81. Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Zahorka, Herwig. 2007. The Sunda Kingdoms of West Java: From Tarumanegara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor: Over 1000 Years of Prosperty and Glory. Jakarta. Yayasan Cipta Loka Caraka