THE DESCRIPTION OF QILINS AT MASJID GEDHE MATARAM IN KOTAGEDE: AN ART ARCHAEOLOGICAL STUDY
Main Article Content
Abstract
Interaksi antarbudaya dalam kajian arkeologi seni memungkinkan corak budaya tertentu muncul di artefak budaya lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang kemunculan ornamen figur qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede, beserta teknik penggambaran dan prinsip-prinsip seni yang melekat padanya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan arkeologi seni dan ikonografi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ornamen qilin merupakan pemberian dari Sultan Palembang. Ornamen ini menjadi bukti adanya pengaruh Tiongkok di Nusantara. Qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede digambarkan dengan teknik denaturalistis atau stilasi. Penggambaran qilin memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kesatuan, keseimbangan, irama, dan kesebandingan simbol.
Intercultural interactions, in relation to the study of art archeology, have allowed certain cultural features to appear in other cultural artefacts. The aim of this study was to put forward the reasons behind the appearance of the qilins on the pulpit of the Masjid Gedhe Mataram in Kotagede, along with the depiction techniques and art principles attached to it. The research method used in this study was descriptive qualitative with an art archaeological and iconographical approach. The study indicated that the pulpit was a gift from Sultan of Palembang, demonstrating Chinese influence in this archipelagic nation (Nusantara). The qilins were portrayed using denaturalization or stylized techniques, highlighting the principles of fine art such as unity, balance, rhythm, and proportionality of symbol.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Adiyanto, J. (2006). Kampung Kapita Interpretasi ‘Jejak’ Perkembangan Permukiman dan Elemen Arsitektural. DIMENS: Journal of Architecture and Built Environment, 34(1), 13–18. https://doi.org/10.9744/DIMENSI.34.1.PP. 13-18
Ali, N. H., & Yanto. (2020). Orang-Orang Cina dan Perkembangan Islam di Palembang 1803-2000. Khazanah, 10(1), 69–90. https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.184
Ambary, H. M. (2008). Beberapa Aspek Seni Budaya Islam di Nusantara. Pertemuan Ilmiah Arkeologi Ke-IX di Kediri, 864.
Apriyanto, A. (2015). Akulturasi Budaya dalam Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Kotagede. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Atmosudiro, S. (Ed.). (2013). Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bakhrodin, B., Istiqomah, U., & Abdullah, A. A. (2019). Identifikasi Etnomatematika pada Masjid Mataram Kotagede Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Soulmath: Jurnal Edukasi Pendidikan Matematika, 7(2), 113–124. https://doi.org/10.25139/smj.v7i2.1921
Chalid, A. S. (2018). Indikasi Pengaruh Kebudayaan Persia di Sulawesi Selatan: Kajian Arkeologi Islam. Jurnal Walennae, 16(2), 135–150. https://doi.org/10.24832/wln.v16i2.318
Insoll, T. (1999). The Archaeology of Islam. University of Manchester.
Kustedja, S., Sudikno, A., & Salura, P. (2013). Makna Ikon Naga, Long Elemen Utama Arsitektur Tradisional Tionghoa. Jurnal Sosioteknologi, 12(30), 526–539. http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/1126
Leacroft, R. (1976). The Buildings of Early Islam. London Leicester Sydney Auckland and Addison-Wesley Publishing Company.
Nasution, I. P. (2008). Penggambaran Makhluk Hidup pada Media Kepurbakalaan Islam di Cirebon. Pertemuan Ilmiah Arkeologi Ke-IX di Kediri, 864.
Nuriarta, I. W. (2019). Tanda dan Makna Kartun Politik Koran Jawa Pos Tahun 2019. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 366–371. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.795
Panofsky, E. (1972). Studies in Iconology: Humanistic Themes in the Art of the Renaissance. Oxford University Press.
Setyowati, E., Hardiman, G., & Murtini, T. W. (2017). Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta. Prosiding Seminar Heritage Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 1, A 011-018.
Silviana, N. (2017). Makna dan Fungsi Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Kotagede Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Soebadio, H. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa. In Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Pustaka Jaya.
Sugiyono, S. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.
Sukendar, H., Simanjuntak, T., Eriawati, Y., Suhadi, M., Prasetyo, B., Harkatiningsih, N., & Handini, R. (1999). Metode Penelitian Arkeologi. Pusat enelitian Arkeologi Nasional.
Sunaryo, A. (2002). Nirmana I. Universitas Negeri Semarang.
Suparta, I. M. (2010). Prinsip Seni Rupa.
Taufiq, M. F. (2016). Pemugaran pada Bangunan Utama Masjid Gedhe Mataram di Kotagede 2015 [Universitas Gadjah Mada]. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/100162
Tinarbuko, S. (2020). Makna Konotasi Rebranding Logo TVRI. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(1), 15–21. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i1.993
Tjandrasasmita, U. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Gramedia.
Wardani, W. G. W., Wulandari, W., & Syahid, S. (2019). Presentasi Ruang Arkeologi Situs Gunung Padang melalui Visualisasi Batu Penanda untuk Buku Foto. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 394–401. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.689
Wicaksana, A. (2017). Qilin, Makhluk Mitologi China dalam Karya Keramik. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Wicaksana, A. (2020). Qilin: Toleransi Keberagaman sebagai Ide Penciptaan Karya Keramik Seni. DESKOVI: Art and Design Journal, 3(2), 134. https://doi.org/10.51804/deskovi.v3i2.809