THE DESCRIPTION OF QILINS AT MASJID GEDHE MATARAM IN KOTAGEDE: AN ART ARCHAEOLOGICAL STUDY

Main Article Content

Naufal Raffi Arrazaq
Dyah Kumalasari
Sandy Maulana Yusuf

Abstract

Interaksi antarbudaya dalam kajian arkeologi seni memungkinkan corak budaya tertentu muncul di artefak budaya lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang kemunculan ornamen figur qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede, beserta teknik penggambaran dan prinsip-prinsip seni yang melekat padanya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan arkeologi seni dan ikonografi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ornamen qilin merupakan pemberian dari Sultan Palembang. Ornamen ini menjadi bukti adanya pengaruh Tiongkok di Nusantara. Qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede digambarkan dengan teknik denaturalistis atau stilasi. Penggambaran qilin memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kesatuan, keseimbangan, irama, dan kesebandingan simbol.


 


Intercultural interactions, in relation to the study of art archeology, have allowed certain cultural features to appear in other cultural artefacts. The aim of this study was to put forward the reasons behind the appearance of the qilins on the pulpit of the Masjid Gedhe Mataram in Kotagede, along with the depiction techniques and art principles attached to it. The research method used in this study was descriptive qualitative with an art archaeological and iconographical approach. The study indicated that the pulpit was a gift from Sultan of Palembang, demonstrating Chinese influence in this archipelagic nation (Nusantara). The qilins were portrayed using denaturalization or stylized techniques, highlighting the principles of fine art such as unity, balance, rhythm, and proportionality of symbol.

Article Details

Section
Articles

References

Adiyanto, J. (2006). Kampung Kapita Interpretasi ‘Jejak’ Perkembangan Permukiman dan Elemen Arsitektural. DIMENS: Journal of Architecture and Built Environment, 34(1), 13–18. https://doi.org/10.9744/DIMENSI.34.1.PP. 13-18

Ali, N. H., & Yanto. (2020). Orang-Orang Cina dan Perkembangan Islam di Palembang 1803-2000. Khazanah, 10(1), 69–90. https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.184

Ambary, H. M. (2008). Beberapa Aspek Seni Budaya Islam di Nusantara. Pertemuan Ilmiah Arkeologi Ke-IX di Kediri, 864.

Apriyanto, A. (2015). Akulturasi Budaya dalam Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Kotagede. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Atmosudiro, S. (Ed.). (2013). Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bakhrodin, B., Istiqomah, U., & Abdullah, A. A. (2019). Identifikasi Etnomatematika pada Masjid Mataram Kotagede Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Soulmath: Jurnal Edukasi Pendidikan Matematika, 7(2), 113–124. https://doi.org/10.25139/smj.v7i2.1921

Chalid, A. S. (2018). Indikasi Pengaruh Kebudayaan Persia di Sulawesi Selatan: Kajian Arkeologi Islam. Jurnal Walennae, 16(2), 135–150. https://doi.org/10.24832/wln.v16i2.318

Insoll, T. (1999). The Archaeology of Islam. University of Manchester.

Kustedja, S., Sudikno, A., & Salura, P. (2013). Makna Ikon Naga, Long Elemen Utama Arsitektur Tradisional Tionghoa. Jurnal Sosioteknologi, 12(30), 526–539. http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/1126

Leacroft, R. (1976). The Buildings of Early Islam. London Leicester Sydney Auckland and Addison-Wesley Publishing Company.

Nasution, I. P. (2008). Penggambaran Makhluk Hidup pada Media Kepurbakalaan Islam di Cirebon. Pertemuan Ilmiah Arkeologi Ke-IX di Kediri, 864.

Nuriarta, I. W. (2019). Tanda dan Makna Kartun Politik Koran Jawa Pos Tahun 2019. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 366–371. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.795

Panofsky, E. (1972). Studies in Iconology: Humanistic Themes in the Art of the Renaissance. Oxford University Press.

Setyowati, E., Hardiman, G., & Murtini, T. W. (2017). Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta. Prosiding Seminar Heritage Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 1, A 011-018.

Silviana, N. (2017). Makna dan Fungsi Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Kotagede Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Soebadio, H. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa. In Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Pustaka Jaya.

Sugiyono, S. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.

Sukendar, H., Simanjuntak, T., Eriawati, Y., Suhadi, M., Prasetyo, B., Harkatiningsih, N., & Handini, R. (1999). Metode Penelitian Arkeologi. Pusat enelitian Arkeologi Nasional.

Sunaryo, A. (2002). Nirmana I. Universitas Negeri Semarang.

Suparta, I. M. (2010). Prinsip Seni Rupa.

Taufiq, M. F. (2016). Pemugaran pada Bangunan Utama Masjid Gedhe Mataram di Kotagede 2015 [Universitas Gadjah Mada]. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/100162

Tinarbuko, S. (2020). Makna Konotasi Rebranding Logo TVRI. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(1), 15–21. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i1.993

Tjandrasasmita, U. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Gramedia.

Wardani, W. G. W., Wulandari, W., & Syahid, S. (2019). Presentasi Ruang Arkeologi Situs Gunung Padang melalui Visualisasi Batu Penanda untuk Buku Foto. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 394–401. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.689

Wicaksana, A. (2017). Qilin, Makhluk Mitologi China dalam Karya Keramik. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Wicaksana, A. (2020). Qilin: Toleransi Keberagaman sebagai Ide Penciptaan Karya Keramik Seni. DESKOVI: Art and Design Journal, 3(2), 134. https://doi.org/10.51804/deskovi.v3i2.809