NEKARA PERUNGGU DARI ULARAN, BALI UTARA: TEKNOLOGI AKHIR MASA PRASEJARAH

Main Article Content

Dewa Kompiang Gede

Abstract

Penelitian ini bersifat deskriftif yang menyajikan gabaran singkat tentang nekara perunggu dari Ularan, Bali Utara. Nekara tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh penduduk setempat dan di tindak lanjuti dengan kegiatan penelitian ekskavasi yang dilakukan oleh balai arkeologi Denpasar. Melalui hasil analisis bentuk dan gaya serta fungsi, diketahui bahwa Nekara Ularan  merupakan nekara tipe Pejeng yang merupakan tipe lokal Bali. Nekara Ularan ini melukiskan hal-hal yang bersifat simbolis magis, sehingga dapat diduga bahwa nekara dari ularan mempunyai fungsi sosial religius pada masanya.

Article Details

Section
Articles

References

Ardika, I Wayan. 1987. “Bronze Artifact and the Rise of Complex Society”, Thesis Master of Arts, The Australian National University.

Ardika, I Wayan. 1995. “Awal Pengerjaan Logam di Bali”, dalam Kirana: Persembahan untuk prof. Dr. Haryati Soebadio. (Ed. Hariani Santiko, dkk). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta. Hal. 59-67.

Azis, Fadhilla Arifin dan Sudiarti, 1996. “Bahan Baku Perunggu pada Awal Masehi di Bali, Tinjauan dari Sudut Analisis Kimia”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi VIII, Cipanas, Tanggal 12-16 Maret 1996 (belum diterbitkan).

Bintarti, D.D., 1977. “Nekara Perunggu dari Waleri”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi I, Cibulan, hal 83-88.

Bintarti, D.D., 1982. “Hasil Penelitian Benda Benda Perunggu dan Besi di Indonesia. Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi I, Cisarua, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, hal 79-98.

Bintarti, D.D., 1985. “Analisis Fungsional Nekara Perunggu dari Lamongan, Jawa Timur”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta. Hal 81-91.

Bintarti, D.D., 1986. “Nekara Perunggu dari Yunan sampai Irian Jaya”, Kongres Asosiasi Prehistoris Indonesia, Yogyakarta, Agustus 1996. (Belum Terbit).

Gede, Kompiang I Dewa, 1995. “Fungsi Moko dalam Kehidupan Masyarakat Alor”, Forum Arkeologi Edisi Khusus, no.2, Balai Arkeologi Denpasar. Hal. 72-83.

Gede, Kompiang I Dewa, 1997. “Nekara sebagai Wadah Kubur Situs Manikliyu, Kintamani, Forum Arkeologi Edisi Khusus No. II, Balai arkeologi Denpasar. Hal. 39-53.

Gede, Kompiang I Dewa, 1998. “Penelitian Situs Ularan Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Berita Penelitian Arkeologi, No. I, Proyek Penelitian Purbakala Bali, Hal. 17-47.

Haryono, Timbul. 1994. “Aspek Teknis dan Simbolis Artefak Perunggu Jawa Kuno Abad VIII-X, Disertasi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Heekeren, H.R. van. 1958. “The Bronze-Iron Age of Indonesia”. VKI, XXII.

Soejono, R.P. 1977. “Sistem Sistem Penguburan Pada Akhir Masa Prasejarah Di Bali”, Disertasi. Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Jakarta.

Soejono, R.P. et,al. 1984. “Jaman Prasejarah di Indonesia”, Sejarah Nasional Indonesia, Jilid I (Ed. Marwati Djoned Pisponegoro, Nugroho Norosusanto), Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Balai Pustaka. Jakarta.

Suastika, I Made, 1996. “Nekara Batu Carangsari dalam Muatan Religi”, Kongres Asosiasi Prehistori Indonesia, Yogyakarta, Agustus 1996 (Belum Terbit).

Sutaba, I Made. 1980. “Prasejarah Bali”, B.U. yayasan Purbakala Bali.

Sutaba, I Made. 1995. “Tahta Batu Prasejarah Di Bali Telaah Tentang Bentuk Dan Fungsinya”, Disertasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.