PHYTOLITHS USAGE IN INDONESIAN ARCHAEOLOGICAL RESEARCH PENGGUNAAN PHYTOLITH DALAM PENELITIAN ARKEOLOGI DI INDONESIA
Main Article Content
Abstract
Archaeological research in Indonesia uses several analyses to identify or explain questions related to archaeology. One of the analyses used is the phytolith. Phytolith is used as main or secondary data to reveal an environment related to vegetation in the past. Phytolith is micro botanical data. Phytoliths are found in the sediment or residue from an artifact. Due to several reasons, phytolith-related analysis is rarely used in Indonesian archaeological sites. The major topic of this article is a review of many research activities that have been conducted in Indonesia that use phytoliths as data. The method used is literature studies on several archaeobotanical studies with micro botanical data in the form of a phytolith. According to the findings of archaeological research utilizing phytolith data found at each site, it was found that the dominant elongate, spheroid, polybate shape indicates the presence of Poaceae and bulliforms shape that indicate Bambusoideae or Oryza.
Penelitian arkeologi di Indonesia menggunakan beberapa analisis untuk mengetahui atau menjawab pertanyaan terkait arkeologi. Salah satu analisis yang digunakan yaitu analisis phytolith. Phytolith digunakan sebagai data utama ataupun pelengkap untuk mengungkapkan sebuah lingkungan yang berkaitan dengan tumbuhan pada masa lalu. Proses mengidentifikasi phytolith membutuhkan panduan atau referensi, namun data referensi phytolith tumbuhan tropis masih jarang, sehingga dibutuhkan kumpulan referensi bentuk phytolith baik dari tumbuhan baru maupun dari konteks arkeologi. Ulasan dari beberapa penelitian arkeologi di Indonesia yang menggunakan phytolith sebagai data arkeologi menjadi fokus utama pada artikel ini. Metode yang digunakan merupakan studi pustaka dari beberapa penelitian arkeobotani dengan data mikrobotani berupa phytolith. Menurut temuan penelitian arkeologi yang menggunakan phytolith yang telah ditemukan pada masing-masing situs diketahui bahwa bentuk dominan elongate, spheroid, polybate yang mengindikasikan adanya tumbuhan Poaceae serta bentuk bulliform yang mengindikasikan tumbuhan Bambusoideae ataupun Oryza.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Alifah. (2016). Sumberdaya Tumbuhan dan Pemanfaatannya di Situs Gua Here Sorot Entapa dan Kuil Eu Lapa, Pulau Kisar Maluku: Berdasarkan Studi Arkeobotani. Universitas Gadjah Mada.
Alifah. (2017). Pemanfaatan Analisis Phytoliths dan Starch dalam Studi Arkeologi Lingkungan: The Utilization of Phytolith Analysis and Starch in the Study of Archaeology Environment. KALPATARU, 26(2), 137–146.
Alifah, N., & Mahirta, N. (2021). Subsistence Strategy of Here Sorot Entapa Cave in Kisar Island, Maluku: Dwelling Site in Island with Limited Terrestrial Resources. Kapata Arkeologi, 17(1), 1–12. https://doi.org/10.24832/kapata.v17i1.1-12
Alifah, Nfn., Widianto, H., Arrozain, M. D. F., Purnamasari, R., Suniarti, Y., & Ansyori, M. (2022). Pemanfaatan sumber daya alam masa prasejarah berdasarkan temuan arkeologis Gua Arca, Pulau Kangean, Jawa Timur. Berkala Arkeologi, 42(1), 1–16. https://doi.org/10.30883/jba.v42i2.955
Anggraeni. (2012). The Austronesian migration hypothesis as seen from prehistoric settlements on the Karama River, Mamuju, West Sulawesi [Australian National University]. https://doi.org/10.25911/5d611e517d065
Anggraeni, Simanjuntak, T., Bellwood, P., & Piper, P. (2014). Neolithic foundations in the Karama valley, West Sulawesi, Indonesia. Antiquity, 88(341), 740–756. https://doi.org/https://doi.org/10.1017/S0003598X00050663
Arrozain, M. D. F. (2021). Karakteristik Lingkungan Vegetasi Situs Kendenglembu, Banyuwangi Berdasarkan Analisis Phytolith. Universitas Gadjah Mada.
Binford, L. R. (1968). Some Comments on Historical Versus Processual Archaeology. Southwestern Journal of Anthropology, 24(3), 267–275. https://doi.org/https://doi.org/10.1086/soutjanth.24.3.3629348
Bowdery, D. (1999). Phytolits From Tropical Sediments: Reports From Southeast Asia and Papua New Guinea. Indo-Pacific Prehistory Association Bulletin 18, 2, 159–168.
Bulbeck, D., & Caldwell, I. (2008). Oryza sativa and the origins of kingdoms in South Sulawesi, Indonesia: Evidence from rice husk phytoliths. Indonesia and the Malay World, 36(104), 1–20. https://doi.org/10.1080/13639810802016117
Elvida, L. P. (2016). Variasi Tumbuhan Masa Prasejarah Kajian Berdasarkan Phytolith Pada Sedimen Song Gilap, Wonogiri. Universitas Gadjah Mada.
Hidayah, A. R. (2017). Pemanfaatan Kerang dan Tumbuhan di Situs Gua Gede, Pulau Nusa Penida, Bali. Universitas Gadjah Mada.
Idrus, I. H. (2015). Kajian Lingkungan Purba Mikro Pada Situs Gua Kidang, Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora (Analisis Phytolith) [Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada]. http://etd.repository.ugm.ac.id/
Madella, M., Alexandre, A., & Ball, T. (2005). International code for phytolith nomenclature 1.0. Annals of Botany, 96(2), 253–260. https://doi.org/10.1093/aob/mci172
Mahirta, O. (2003). Human Occupation on Rote and Sawu Islands, Nusa Tenggara Timur. Australian National University.
Marniati EF, N. (2007). Pemanfaatan Artefak Tulang Untuk Eksploitasi Vegetasi di Situs Gua Song Blendrong: Kajian Berdasarkan Analisis Residu. Universitas Gadjah Mada.
Miller, F. N. (1995). Archaeobotany: Macroremains. American Journal of Archaeology, 99(1), 79–142. https://doi.org/10.2307/506880
Muasomah. (2011). Kemungkinan Pemanfaatan Tumbuhan di Situs Kendenglembu, Kab Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur: Kajian Berdasar Analisis Residu. Universitas Gadjah Mada.
Muda, K. T. (2017). Prasejarah Situs Delubang dan Toroan, Pulau Madura, Indonesia. Universitas Gadjah Mada.
Neumann, K., Strömberg, C. A. E., Ball, T., Albert, R. M., Vrydaghs, L., & Cummings, L. S. (2019). International Code for Phytolith Nomenclature (ICPN) 2.0. Annals of Botany, 124(2), 189–199. https://doi.org/10.1093/aob/mcz064
Neumann, K., Strömberg, C., Ball, T., Albert, R. M., Vrydaghs, L., & Cummings, L. S. (n.d.-a). International Code for Phytolith Nomenclature (ICPN) 2.0 International Committee for Phytolith Taxonomy (ICPT) Supplementary Information: Glossary of Descriptive Terms.
Neumann, K., Strömberg, C., Ball, T., Albert, R. M., Vrydaghs, L., & Cummings, L. S. (n.d.-b). International Code for Phytolith Nomenclature (ICPN) 2.0 International Committee for Phytolith Taxonomy (ICPT) Supplementary Information: Morphotype Descriptions.
O Linda, R. (2017). Mikrofosil Tumbuhan (Phytoliths) Situs Weneki dan Padang Hadoa, di Kawasan Lembah Besoa, Sulawesi Tengah. Kalpataru, 26(2), 93–106. https://bbtnllposo.
Octina, R. L. (2013). Pemanfaatan Tumbuhan di Situs Song Towo: Beradasarkan Hasil Analisis Residu Ftolit Pada Artefak Batu dan Tulang. Universitas Gadjah Mada.
Patridina, E. P. B. G. G. (2018). Sumber daya Tumbuhan dan Pemanfaatannya di Situs Gua Makpan, Alor, Nusa Tenggara Timur (40.000–2.500 BP). Universitas Gadjah Mada.
Pearsall, D. M. (1989). Investigating New World tropical agriculture: contributions from phytolith analysis. In Tropical Archaeobotany (pp. 115–138).
Perdana Y., J. M. V. H. (2022). Variasi Vegetasi di Situs Cenra Cenranae, Sulawesi Selatan Berdasarkan Analisis Phytolith. Universitas Gadjah Mada.
Piperno, D. R. (1988). Phytolith Analysis: An Archaeological and Geological Perspective. Academic Press.
Piperno, D. R. (2006). A Comprehensive Guide for Archaeologist and Paleoecologist. AltaMira Press.
Pratama, A. W. (2020). Pemanfaatan Tumbuhan di Situs Doro Mpana, Dompu, Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Analisis Phytolith Pada Residu Gerabah. Universitas Gadjah Mada.
Primawan, R. (2011). Eksploitasi Vegetasi di Situs Song Terus Wonogiri Pada Masa Prasejarah: Kajian Berdasarkan Analisis Phytolith. Universitas Gadjah Mada.
Renfrew, C., & Bahn, P. (2016). Archaeology Theories, Methods, and Practice (Seventh edition). Thames & Hudson College.
Rizky, T. M. (2021). Pemanfaatan Tumbuhan di Situs Plawangan Berdasarkan Analisis Residu Pada Gerabah. Universitas Gadjah Mada.
Rovner, I. (1983). 6 - Plant Opal Phytolith Analysis: Major Advances in Archaeobotanical Research. In M. B. SCHIFFER (Ed.), Advances in Archaeological Method and Theory (pp. 225–266). Academic Press. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-0-12-003106-1.50011-0
Siswanto, Nfn. (2000). Analisis Arkeobotani Dalam Penelitian Arkeologi. Berkala Arkeologi, 20(1), 40–46. https://doi.org/10.30883/jba.v20i1.805
Tanudirjo, D. A. (1989). Laporan Penelitian Ragam Metoda Penelitian Arkeologi dalam Skripsi Karya Mahasiswa Arkeologi UGM.