OVERVIEW OF PREHISTORIC CAVE SETTLEMENT CULTURE IN THE REMBANG-MADURA ZONE
Main Article Content
Abstract
The Rembang-Madura Karst Zone which extends eastward from Pati to Sakalan Island has several cave settlements sites. Based on previous research, this paper aims to provide an overview of their culture and location. This study uses a descriptive method of analysis to summarize and interpret data obtained from previous research. Through this review, it can be seen that based on the cultural character and location of its sites, the Rembang-Madura Karst Zone can be divided into four segments, namely the west, central, east, and archipelago. The technological trends of each of these segments show differences, but the causative factors cannot be known for sure. Environmental factors are likely to be one of the triggers for the occurrence of that discrepancy. Chronologically, the cave dwellings that developed in this zone were the oldest at 9,500 BP and the youngest at 900 BP.
Karst Zona Rembang-Madura yang membujur dari Kabupaten Pati memanjang ke timur hingga Pulau Sakalan memiliki beberapa situs hunian gua. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan tinjauan mengenai budaya dan lokasi hunian gua prasejarah yang berada di kawasan Zona Rembang-Madura. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis menggunakan data yang diperoleh dari referensi hasil penelitian yang telah dilakukan di kawasan ini. Melalui tinjauan ini dapat diketahui bahwa berdasarkan karakter budaya dan lokasi situs-situsnya, Zona Rembang-Madura dapat dibagi menjadi empat segmen, yaitu sisi barat, tengah, timur, dan kepulauan. Trend teknologi masing-masing segmen ini menunjukkan perbedaan, akan tetapi faktor penyebabnya belum dapat diketahui pasti. Faktor lingkungan kemungkinan adalah salah satu pemicu terjadinya perbedaan itu. Secara kronologis, hunian gua yang berkembang di zona ini paling tua terjadi pada kurun 9.500 BP dan paling muda pada 900 BP.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Alifah, Gunadi, Putri N. Taniardi, Grizzly Akbar, Dwi Kurnia Sandi, Akunnas Pratama, Transpiosa Riomanda, Thomas Suryono, Hairil Anwar, N. B. S. (2021). Pulau-Pulau Kecil di Utara Jawa Dalam Arus Migrasi Masa Prasejarah: Pulau Kangean dan Sekitarnya Tahap 3.
Alifah, N. (2018). Pulau-Pulau Kecil di Utara Jawa dalam Arus Migrasi Masa Prasejarah Tahap 1. Yogyakarta.
Alifah, N. (2020). The Contribution of Recent Data from Islands in The North Java Sea on Indonesian Prehistoric Archaeology. Walennae, 18 (2), 65–72. https://doi.org/10.24832/wln.v18i2.430
Alifah, N., Gunadi, N., Taniardi, P. N., Sandy, D. K., Suryono, T., Akbar, G., Riomanda, T., Anwar, H., Saputro, N. B. (2021). Pulau-Pulau Kecil di Utara Jawa dalam Arus Migrasi Masa Prasejarah: Pulau Kangean dan Sekitaranya Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Alifah, N., Kasnowihardjo, G., Taniardi, P. N., Purnamasari, R., Suryono, T., Ardiyanto, L., Anwar, M.H., Ananda, G.A.R., Ramdhan, L., Abdurahman, F. (2019). Laporan Penelitian: Pulau-Pulau Kecil di Utara Jawa dalam Arus Migrasi Masa Prasejarah: Pulau Kangean dan Sekitarnya Tahap 2. Yogyakarta: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta.
Alifah, N., Widianto, H., Purnamasari, R., Pratama, A., Arrozain, D. F., Ananda, G. A. R., Ardiyanto, L. (2020). Manusia Pendukung Budaya di Gua Arca dan Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan. Yogyakarta.
Ansyori, M. M. (2010). Fauna From the Oldest Occupation Layer in Song Terus Cave , Eastern Java, Indonesia Biochronological Significance of Terus Layer. Muséum National d’Histoire Naturelle.
Borel, A., Gaillard, C., Moncel, M., Sala, R., Pouydebat, E., Simanjuntak, T., & Sémah, F. (2013). How to Interpret Informal Flakes Assemblages?? Integrating Morphological Description, Usewear and Morphometric Analysis Gave Better Understanding of The Behaviors of Anatomically Modern Human from Song Terus (Indonesia). Journal of Anthropological Archaeology. https://doi.org/10.1016/j.jaa.2013.03.002
Fauzi, M. R. (2010). Analysis on Lithic Remains from Tabuhan Cave: A Contribution to the Chaîne Opératoire Study in the Preneolithic of Gunung Sewu, East Java, Indonesia. Master del Erasmus Mundus in Quaternario e Preistoria.
Gunadi. (2019). Melacak Jejak Budaya Austronesia di Pantura Pulau Madura. Yogyakarta.
Jatmiko, N. (1998). Laporan Hasil Penelitian Arkeologi Ekskavasi di Situs Gua Peturon (Kabupaten Tuban) dan Gua Lawang (Kabupaten Bojonegoro), Provinsi Jawa Timur. Jakarta.
Muda, K. T. (2017). Prasejarah Situs Delubang dan Toroan, Pulau Madura, Indonesia. Universitas Gadjah Mada.
Nitihaminoto, G. (1983). Hasil analisis sementara kreweng Song Prahu, Tuban. PIA KE-III Ciloto, 68–80. Ciloto: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Nitihaminoto, G., & Koestoro, L. P. (1980). Laporan Penelitian Arkeologi Ekskavasi Song Prahu, Tuban, Jawa Timur. Yogyakarta.
Noerwidi, S. (2013). Prehistoric cave research on the island of Madura. Yogyakarta.
Nurani, I. A. (2011). Penghuni Gua Kidang: Penjelajah Tangguh Di Kawasan Karst Blora. Berkala Arkeologi, 31(2), 107–121. https://doi.org/10.30883/jba.v31i2.389
Nurani, I. A. (2016a). Laporan Penelitian Arkeologi: Pola Okupasi Gua Kidang, Jelajah Ruang dan Waktu. Yogyakarta.
Nurani, I. A. (2016b). Teknologi Pembuatan Alat dan Perhiasan di Gua Kidang, Blora. Berkala Arkeologi, 36(1), 1–24. https://doi.org/https://doi.org/10.30883/jba.v36i1.222
Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2011). Laporan Penelitian Arkeologi Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora di Gua Kidang. Yogyakarta.
Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2012). Pola okupasi Gua Kidang, Jelajah Ruang dan Waktu: Suatu Hipotesis. Berkala Arkeologi, 32(2), 209–224. https://doi.org/10.30883/jba.v32i2.58
Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2015). Laporan Penelitian Arkeologi Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora di Gua Kidang. Yogyakarta.
Nurani, I. A., Hascaryo, A. T., & Koesbardiati, T. (2017). Laporan Penelitian Arkeologi Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora. Yogyakarta.
Nurani, I. A., Hascaryo, A. T., Koesbardiati, T., Murti, D. B., Wibowo, H., & Aries, F. R. (2019a). Okupasi Dolina Kidang Hunian Prasejarah Akhir Plestosen-Awal Holosen Kawasan Karst Blora (Y. Zaim, Ed.). Diambil dari http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/16848
Nurani, I. A., Hascaryo, A. T., Koesbardiati, T., Murti, D. B., Wibowo, H., & Aries, F. R. (2019b). Okupasi Dolina Kidang Hunian Prasejarah Akhir Plestosen - Awal Holosen Kawasan Karst Blora (Y. Zaim, Ed.). Yogyakarta: Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nurani, I. A., Koesbardiati, T., & Murti, D. B. (2014). Sistem Kubur Penghuni Gua Kidang, Blora. Berkala Arkeologi, 34(1), 17–36. https://doi.org/10.30883/jba.v34i1.14
Nurani, I. A., & Murti, B. D. (2017). Temuan Tiga Rangka Homo Sapiens di Situs Gua Kidang: Identifikasi dan Kajian Paleoantropologi-Geoarkeologi. Purbawidya, 6 (2), 71–90. https://doi.org/10.24164/pw.v6i2.205 |
Nurani, I. A., Wibowo, H., Atmadja, A. E., Natalia, H. F., Sholihah, R., Sadiman, N., Aries, F. R. (2018). Laporan Penelitian Arkeologi: Pola Okupasi Gua Kidang, Jelajah Ruang dan Waktu.
Nurani, I. A., & Yuwono, J. S. E. (2008a). Gua Kidang, Pilihan Manusia Prasejarah di Kawasan Karst Blora. Berkala Arkeologi, 28(1), 1–20. https://doi.org/10.30883/jba.v28i1.351
Nurani, I. A., & Yuwono, J. S. E. (2008b). Gua Kidang, Pilihan Manusia Prasejarah di Kawasan Karst Blora. Berkala Arkeologi, 28(1), 1–20. https://doi.org/https://doi.org/10.30883/jba.v28i1.351
Pelejero, C., Kienast, M., Wang, L., & Grimalt, J. O. (1999). The Flooding of Sundaland During the Last Deglaciation: Imprints in Hemipelagic Sediments from the Southern South China Sea. Earth and Planetary Science Letters, 171(4), 661–671. https://doi.org/10.1016/S0012-821X(99)00178-8
Pringgoprawiro, H. (1983). Biostratigrafi dan Paleogeografi Cekungan Jawa Timur Utara Suatu Pendekatan Baru. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Purnomo, A. (2008). The Sedimentation of Lake Guyang Warak (Punung-East Java, Indonesia). (4).
Satyana, A.H. Erwanto, P. (2004). Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS) Fault Zone, East Java Basin: The Origin and Nature of a Geologic Border. Indonesian Association of Geologists, 33rd Annual Convention, Bandung.
Sémah, A., & Sémah, F. (2012). The Rain Forest in Java through the Quaternary and its Relationships with Humans (Adaptation, Exploitation and Impact on the Forest). Quaternary International, 249, 120–128. https://doi.org/10.1016/j.quaint.2011.06.013
Sémah, A., & Setiagama, K. (Ed.). (2007). First Islandlers: Human Origins Patrimony in Southeast Asia.
Sémah, F., Sémah, A., Djubiantono, T., & Simanjuntak, T. (1992). Did They also Make Stone Tools? Journal of Human Evolution, (23), 439–446.
Simanjuntak, T. (2001). Kronologi Hunian Prasejarah di Gua Braholo dan Song Keplek, Gunung Sewu. Walennae, IV(7), 15–31.
Simanjuntak, T. (2006). Indonesia – Southeast Asia: Climates, Settlements, and Cultures in Late Pleistocene. 5, 371–379. https://doi.org/10.1016/j.crpv.2005.10.005
Simanjuntak, T., & Nurani, I. A. (2004). Early Holocene Human Settlement in Eastern Java. Bulletin of Indo-Pacific Prehistory Association, 24(2), 13–19.
Simanjuntak, T., Sémah, F., & Gaillard, C. (2010). The Palaeolithic in Indonesia: Nature and Chronology. 224, 418–421. https://doi.org/10.1016/j.quaint.2009.07.022
Suhartono, D. (2000). Site catchment analysis pada penghunian gua di kawasan Tuban. Universitas Gadjah Mada.
Tanudirjo, D. A. (1985). Budaya Sampung sebagai Budaya Transisi Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut ke Masa Bercocok Tanam. Universitas Gadjah Mada.
van Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of Indonesia. Vol. 1A. General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. The Hague: Martinus Nijhoff.
van Heekeren, H. R. (1972). The Stone Age of Indonesia. In Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Second, Re, Vol. 61). https://doi.org/10.2307/2800514
Wacana, P. (2014). Kajian potensi Kawasan Karst Kendeng Utara Pegunungan Rembang Madura Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Seminar Nasional Kebumian Ke-7. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014.
Wacana, P., Rodhialfalah, A., Widjanarko, S., Chandra, F., Ahmad, F., Fauzi, I., & Lukiarti, M. (2014). Kajian Potensi Kawasan Karst Kendeng Utara Pegunungan Rembang Madura Kabupaten Rembang, Abstrak Latar Belakang Fisiografi dan Morfologi Geologi. Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-7, 30–31.
Wibowo, H., & Nurani, I. A. (2021). Overview of Karst in Rembang and Blora: Their Prehistoric Cave Settlement Potential. Berita Sedimentologi, 47(3), 22–28. https://doi.org/10.51835/bsed.2021.47.3.352
Wibowo, H., Nurani, I. A., Harimurti, W. A., Darojah, C. I., Purnamasari, R., Wibisono, M. W., Ramadhan, A.S., Dwi Putra, R., Putra, O.A., Ginanjar, F., Apriyatno, Saputro, B. I. (2021). Potensi Gua Kawasan Karst Zona Rembang di Jawa Sebagai Hunian Prasejarah. Yogyakarta.
Wibowo, H., Ramadhan, A. S., Wibisono, M. W., Dwi Putra, R. (2022). Identifikasi Potensi Situs Hunian Gua di Karst Zona Rembang bagian Barat. Berkala Arkeologi, 42(1) , 17–36. https://doi.org/10.30883/jba.v42i1.979
Wibowo, H., Yuwono, J. S. E., & Nurani, I. A. (2020). Pengaruh Morfologi dan Litologi Kawasan Karst Kabupaten Rembang terhadap Potensi Hunian Gua Prasejarah. Naditira Widya, 14(1), 1–18. https://doi.org/10.24832/nw.v14i1.404
Wibowo, H., Yuwono, J. S. E., Nurani, I. A., Riyanto, S., Harimurti, W. A., Pratama, H. R., Saputro, B.I., Yuniawan, A.A., Wicaksono, G., Fadhlurrohman, N,. Riyani., N.E., Sadiman, Purnama, F. B. J. (2019). Potensi Gua kawasan Karst Zona Rembang di Jawa sebagai Hunian Prasejarah. Yogyakarta.
Wisjachudin, F., Lahagu, F., Widodo, D., Basuki, K. T., Taftazani, A., & Widayati, S. (2000). Peranan Teknologi Nuklir di Bidang Arkeologi Indonesia dan Pengembangannya. Berkala Arkeologi, 20(1), 140–150. https://doi.org/10.30883/jba.v20i1.813