EUROPEAN INFLUENCE ON THE DOME BUILDINGS IN THE LAJANGIRU CEMETERY SITE, MAKASSAR CITY ANASIR EROPA PADA BANGUNAN KUBAH DI KOMPLEKS MAKAM LAJANGIRU, KOTA MAKASSAR
Main Article Content
Abstract
This article discusses the European influences on the architecture of the tomb domes at the Lajangiru cemetery site, Makassar City, South Sulawesi Province. This ancient Islamic cemetery site is estimated to have existed since the end of the 19th century, during the Dutch East Indies administration, and there are European influences on the construction of the tomb domes. This study aims to identify the elements of European architecture found in the construction of the tomb domes. Research on the Lajangiru cemetery site has already been carried out by several other researchers, but the studies are still lacking, especially those related to European influences, so this paper will examine the dome buildings at the Lajangiru cemetery site in more depth from an archaeo-architectural perspective. The research was carried out in three stages, namely data collection, data processing, and data interpretation. The results of the study of four dome buildings show that European architectural elements are found in the elements of the roof, walls, openings, and decorations.
Artikel ini membahas tentang pengaruh Eropa pada arsitektur bangunan kubah makam di Kompleks Makam Lajangiru, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Situs makam Islam kuna ini diperkirakan telah ada sejak akhir abad ke-19, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, dan terdapat pengaruh Eropa pada bangunan kubah makamnya. Kajian ini diarahkan untuk mengetahui unsur-unsur arsitektur Eropa yang terdapat pada bangunan kubah makam. Penelitian mengenai Kompleks Makam Lajangiru telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti lain, namun kajian tersebut dirasa masih sangat kurang, terutama yang berkaitan dengan pengaruh Eropa, sehingga tulisan ini akan mengkaji bangunan kubah di Kompleks Makam Lajangiru secara lebih mendalam dengan perspektif arkeo-arsitektur. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi data. Hasil kajian terhadap empat bangunan kubah menunjukkan bahwa unsur-unsur arsitektur Eropa terdapat pada elemen atap, dinding, bukaan, dan ragam hias.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Ambary, H. M., & Ali, B. (1988). Aceh dalam Retrospeksi dan Refleksi Budaya Nusantara. Intim.
Antariksa. (2020). Teori dan Metode Pelestarian Kawasan Pecinan. Cahaya Atma Pustaka.
Bazher, N. M. (2018). Rumah Tua Etnik Arab di Kampung Arab Pasar Kliwon sebagai Hasil Akulturasi. Arsitektura, 16(1), 25–38. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20961/arst.v16i1.16350
Boedi, O. B. (2016). Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Gaya Bangunan Rumah di Pasar Lama, Kota Tangerang. Jurnal Purbawidya, 4(2), 151–162.
Britannica, T. (2023). Mausoleum, Sepulchral Monument. In Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/topic/mausoleum
Chalid. (2018). Indikasi Pengaruh Kebudayaan Persia di Sulawesi Selatan: Kajian Arkeologi Islam. Jurnal Walennae, 16(2), 135–150. https://doi.org/10.24832/wln.v16i2.318
Daeng Patunru, A. R., La Side, Daeng Ngilau, A. M. A., & Punagi, A. A. B. (1995). Sejarah Bone. Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Eni, S. P., & Sudarwani, M. M. (2019). Laporan Penelitian Revitalisasi Kawasan Benteng Somba Opu sebagai Kawasan Bersejarah Peninggalan Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan.
Eva. (2022). Complete Guide to Fort Canning Park, Singapore. Travellog. https://trevallog.com/fort-canning-park/
Google Maps. (2023). Makam Lajangiru Bontoala. Digital Map. https://www.google.com/maps/place/Makam+Lajangiru+Bontoala/@-5.1370905,119.4225446,13z/data=!4m6!3m5!1s0x2dbefd5ed36055b1:0x3f2467aab2906d64!8m2!3d-5.128435!4d119.421208!16s%2Fg%2F11b77f5kx3
Gultom, A. Z. (2020). Kebudayaan Indis sebagai Warisan Budaya Era Kolonial. Warisan: Journal of History and Cultural Heritage, 1(1), 21–26. https://mahesainstitute.web.id/article/download
Hartono, S., & Handinoto. (2006). Arsitektur Transisi di Nusantara dari Akhir Abad 19 ke Awal Abad 20 (Studi Kasus Komplek Bangunan Militer di Jawa pada Peralihan Abad 19 ke 20). Dimensi Teknik Arsitektur, 34(2), 81–92. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/16540
Hasrianti. (2016). Villa Yuliana: Bangunan Berarsitektur Indis di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Walennae, 14(2), 93–104. https://doi.org/https://doi.org/10.24832/wln.v14i2.380
Istanto, F. H. (1999). Telaah Gaya Arsitektur Mediterania di Indonesia. Dimensi Teknik Arsitektur, 27(1), 48–55. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/15707
Isthipraya, I., Susanto, H., Noviyanto, R., & Nugroho, S. (2009). Perpaduan Budaya pada Arsitektur dan Desain Interior Hunian di Kawasan Lama Kota Tuban, Studi Kasus: Hunian Tipe Vila Jl. Dr. Soetomo dan Kampung Arab.
Kartono, E. A. (2018). Bangunan Kubah pada Makam-Makam Kuno di Wilayah Etnik Makassar. Universitas Hasanuddin.
Latief, L. (2009). Studi Gaya Desain pada Interior Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) di Surabaya. Dimensi Interior, 7(1), 65–82. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/int/article/view/18182
Mansyur, S. (2002). Perkembangan Kota Makassar Abad XVII-XIX, Kajian Arkeologi Ruang. Universitas Hasanuddin.
Mansyur, S., & Hasrianti. (2019). Perkembangan Arsitektur Masa Kolonial di Kota Palopo (1908-1940). Jurnal Tumotowa, 2(2), 92–105. https://doi.org/10.24832/tmt.v2i2.35
Maryaeni. (2008). Metode Penelitian Kebudayaan (2nd ed.). PT. Bumi Aksara.
Muhaeminah, & Makmur. (2015). Jejak Orang Melayu sebagai Penyebar Agama Islam di Kerajaan Gowa-Tallo. Jurnal Al-Qalam, 21(2), 375–386. https://doi.org/10.31969/alq.v21i2.234
Nur, M. (2018). Transformasi Bentuk Makam Raja-Raja Tanete dari Abad Ke-17 hingga Abad Ke-20. Jurnal Walennae, 16(1), 55–68. https://doi.org/10.24832/wln.v16i1.329
Pradadimara, D. (2017). Dibentuknya Negara Kolonial di Sulawesi Bagian Selatan di Abad Ke-19. Lensa Budaya, 12(2), 56–70. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.34050/jlb.v12i2.3050
Rasyid, A. (2008). Makassar Kekuatan Maritim pada Periode Akhir Kolonial. In Sulsel, Dimensi Sosial Budaya untuk Pariwisata (pp. 21–70). Kerjasama Depbudpar dan Unhas.
Rondom1900.nl. (n.d.). Art Nouveau Mausoleum, Akkrum, The Netherlands. Pinterest Digital Photo Collection. https://ar.pinterest.com/pin/43699058858490577/
Rosmawati. (2013). Perkembangan Tamadun Islam di Sulawesi Selatan, Indonesia: Dari Perspektif Arkeologi dan Sejarah. Universiti Sains Malaysia.
Samsudi. (2000). Aspek-aspek Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Puri Mangkunegaran. Universitas Diponegoro.
Samsudi, S., Kumoro W, A., Paramita, D. S. P., & Dianingrum, A. (2020). Aspek-Aspek Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Pendopo Puri Mangkunegaran Surakarta. Arsitektura, 18(1), 166. https://doi.org/10.20961/arst.v18i1.40893
Sharer, R., & Ashmore, W. (2003). Archaeology Discovering Our Past. The McGraw Hill Companies, Inc.
Soekiman, D. (2000). Kebudayaan Indis. Yayasan Bentang Budaya.
Soekmono, R. (2008). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia III. Kanisius.
Sumalyo, Y. (1993). Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Gadjah Mada University Press.
Sumalyo, Y. (2002). Dutch Colonial Architecture and City Development of Makassar. Dimensi Teknik Arsitektur, 30(1), 46–53. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/15764
Tjandrasasmita, U. (1982). Ragam Hias Beberapa Makam Islam di Sulawesi Selatan. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Tropenmuseum. (n.d.). Objecten Een begraafplaats in Bontowala Indonesie 1883-1889. Digital Photo Collection. https://collectie.wereldculturen.nl/?query=search=*=TM-3728-859#/query/69d5e9d0-35fa-4297-854c-52ea50a9c346
Wright, T. (1845). Anglo-Saxon Architecture. Archaeological Journal, 1, 1–22. https://en.wikisource.org/wiki/Archaeological_Journal/Volume_1/Anglo-Saxon_Architecture
Zubair, M. (2011). Makna dan Fungsi Inskripsi pada Makam Lajangiru di Bontoala Makassar (Study Arkeo-epigrafi). Jurnal Al-Qalam, 17(1), 59–70.