LABORATORY ANALYSIS OF THE POTTERIES QUALITY FROM 13 ANCIENT TEMPLES IN CENTRAL JAVA FROM THE 8TH TO 10TH CENTURY ANALISIS LABORATORIS KUALITAS TEMBIKAR DARI 13 SITUS CANDI DI JAWA TENGAH PADA ABAD 8 --10 M

Main Article Content

Rusyanti Rusyanti
M. Fadhlan S.I
Wanny Rahardjo
Sunarningsih
Adi Dian Setiawan
Katrynada Jauharatna

Abstract

Pottery artifacts are most commonly found in archaeological sites, both in worship sites (sacred) and in settlement sites (profane). Pottery is found on the ground surface through surveys as well as in the ground through excavations. Many temple sites in Central Java from the 8th to the 10th centuries were found with pottery. Pottery research reveals many aspects, including form, style, technique, and chronology. The most common research is the reconstruction of form and ornamental style, and the least researched is the extent of the quality of the pottery found through laboratory analysis due to the lack of reference sources that can be used as a benchmark in an archaeological context. The pottery quality classification in Susanto Soegondho's dissertation in 1993 can be used as a relevant reference to measure the quality. The results of the identification of the physical and chemical pottery from 13 temple sites in Central Java analyzed in this paper belong to the category of medium to good quality. This level of quality is related to the quality of pottery that can be used as daily ware containers, both dry and wet material.


 


 


 


Artefak tembikar paling sering ditemukan di situs-situs arkeologi baik di situs peribadatan (sakral) maupun di situs permukiman (profan). Tembikar ditemukan di permukaan tanah melalui survei maupun di dalam tanah melalui ekskavasi. Situs-situs candi di Jawa Tengah dari abad ke-8 hingga abad-10 banyak ditemukan dengan tembikar. Penelitian tembikar mengungkap banyak aspek dari bentuk, gaya, teknik, hingga kronologi. Penelitian yang paling sering dilakukan adalah rekonstruksi bentuk dan gaya hias, sedangkan penelitian terkait kualitas tembikar yang ditemukan melalui analisis laboratoris masih jarang dilakukan karena minimnya sumber rujukan yang dapat dijadikan patokan dalam konteks arkeologis. Klasifikasi kualitas tembikar dalam disertasi Susanto Soegondho tahun 1993 dapat digunakan sebagai acuan yang relevan untuk mengukur kualitas tersebut. Hasil identifikasi sifat fisik dan kimia tembikar dari 13 situs candi di Jawa Tengah yang dianalisis dalam tulisan ini, termasuk kategori kualitas sedang hingga kualitas baik. Tingkat kualitas tersebut berkaitan dengan kualitas tembikar yang dapat dipakai sebagai wadah baik kering maupun wadah basah yang dipakai sehari-hari.

Article Details

Section
Articles

References

Ardika, I. W., & Belwood, P. (1991). Sembiran: The Beginnings of Indian Contact with Bali. Antiquity, 65, 221–232. Retrieved from https://os.pennds.org/archaeobib_filestore/pdf_articles/Antiquity/1991_65_247_ArdikaBellwood.pdf

Arrazaq, N. R., & Rochmat, S. (2020). Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno abad IX-X M: Kajian Berdasarkan Prasasti dan Relief. Patrawidya, 21(2), 211–228. https://doi.org/10.52829/pw.307

Astiti, N. K. A. (2004). Tembikar dari Situs Batu Berak (Kebon Tebu) dan Batu Tameng Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat (Kajian Analisis Sifat Fisik). Amerta, Oktober (23), 46--63. https://doi.org/10.24832/amt.v23i0.46-63

Eriawati, Y. (2004). Tembikar dan Keramik Cina di Situs Komplek Megalitik Batu Berak dan Batu Tameng Lampung Barat. In A. A. Munandar (Ed.), Teknologi dan Religi dalam Perspektif Arkeologi (pp. 22--41). Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jabar Banten.

Eriawati, Y., & Intan, M. F. S. (1998). Kendi Tembikar Situs Gedungkarya: Gambaran Tingkat Ketrampilan Pengajun Lokal. Siddhayatra, 3(2), 1–14.

Intan, M. F. S. (2015). Analisis Teknologi Laboratoris Tembikar dari Situs-situs DAS Bengawan Solo, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Kalpataru, 24(1), 47–60. https://doi.org/10.24832/kpt.v24i1.62

Intan, M. F. S. (2017). Analisis Teknologi Laboratoris Tembikar Tembikar dari Situs Gua Bulu Sumi, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Walennae, 15(1), 31--42. https://doi.org/10.24832/wIn.v15i1.11

Kasnowihardjo, G. (2017). Tembikar Prasejarah-Protosejarah di Kawasan Pantura Jawa Tengah: Kajian Bahan Baku berdasarkan Analisis Petrografis. Kalpataru, 26(2), 147–160. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2659

Kraus, E. H., Hunt, W. F., & Ramsdell, L. S. (1959). Mineralogy: An Introduction to the Study of Mineral and Crystals. McGraw-Hill Book Company, Inc & Kogakusha Company.

Marwati Djoened Poesponegoro, & Notosusanto, N. (2010). Sejarah Nasional Indonesia II. Edisi Mutakhir (Bambang Sumadio, Ed.). Balai Pustaka.

Prijono, S. (1994). Analisis AL2O3, Fe2O3, SiO2, dan LOI untuk menentukan bahan gerabah Situs Tambah Luhur, Propinsi Lampung. Jurnal Balai Arkeologi Bandung, Edisi Perdana (November).

Prijono, S. (2012). Kajian Komposisi Tembikar: Suatu Strategi Adaptasi Masyarakat di Walur dan Tambah Luhur. Purbawidya, I(No.1), 61--76. https://doi.org/10.24164/pw.v1i1.10

Rusyanti, Setiawan, I., & Satrio, A. A. (2022). Bentuk, Kronologi, dan Asal Tembikar Kuno di Dataran Rendah Lampung. Naditira Widya, 16(2), 107–122.

Soegondho, S. (1993). Wadah Keramik Tanah Liat dari Gilimanuk dan Plawangan: Sebuah Kajian Teknologi dan Fungsi. Universitas Indonesia.

Soegondho, S. (1995). Tradisi Gerabah di Indonesia Dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini (E. E. M. Kinnon & M. Sidharta, Eds.). Himpunan Keramik Indonesia.

Soekmono, R. (1967). A Geographical Reconstruction of Northeastern Central Java and the Location of Medang. Indonesia, 4, 1–7. https://doi.org/https://doi.org/10.2307/3350902

Sudarti. (1995). Pengukuran Porositas dan Penyerapan Air Fragmen Gerabah Temuan Situs Batu Berak Provinsi Lampung. Jurnal Penelitian Balai Arkeologi Bandung, 1(1), 4–11.

Tsetlin, Y. B. (2018). The Origin of the Ancient Pottery Tradition. Journal of Historical Archaeology and Anthropological Sciences, 3(2), 193–198. https://doi.org/10.15406/jhaas.2018.03.00083

Utomo, B. B. (1986). Permasalahan Umum Arkeologi Jambli. Rapat Hasil Penelitian Arkeologi III (REHPA), Pandeglang 5-9 Desember, 157–171.

Wahyudi, W. R. (2012). Tembikar Upcara di Candi Jawa Tengah abad 8—10 M. Wedatama Widya Sastra.

Wahyudi, W. R. (2014). Ritual Trash: Sebuah Kajian Tentang Tembikar- Tembikar di Situs-situs Candi Abad ke-8--10 di Jawa Tengah. In H. Djafar & E. Saringendyanti (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Arkeologi: Kesatuan Dalam Keberagaman 7-9 Juni 2014 (pp. 67–78). Balai Arkeologi Bandung.

Yoon, Y. Y., Lee, K. Y., Chung, K. S., Yang, M. K., & Kim, K. H. (2001). Classification of Korean Old Potteries by Trace Element Analysis. Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry, 248(1), 89–92. Retrieved from https://link.springer.com/article/10.1023/A:1010630225300