SACRED AND PROFANE: THE POINT OF VIEW OF ANCIENT JAVANESE SOCIETY TOWARDS ROLE AND FUNCTION OF FOREST ACCORDING TO INSCRIPTIONS AND RELIEFS SAKRAL DAN PROFAN: PANDANGAN MASYARAKAT JAWA KUNO TERHADAP PERAN SERTA FUNGSI HUTAN BERDASARKAN PRASASTI DAN RELIEF

Main Article Content

Lisda Meyanti
Radila Adwina
Harriyadi
Dimas Nugroho
Hikmana Arafah Wiryandara
Ni Kadek Sri Sumiartini

Abstract

Forest is a landscape that has a great influence on the development of Hindu-Buddhist culture in the archipelago. The interaction between the community and the forest environment can be found in archaeological remains in the form of inscriptions and temple reliefs. The many depictions and mentions of forests indicate the important role of forests for the community, so studies need to be carried out to reveal the views of ancient Javanese people on forests. This study aims to demonstrate the opinions of ancient Javanese people on the position of forests in their cultural system. This research uses two types of data, namely written data in the form of inscriptions and relief data that describe the living conditions of people in ancient Java. This study concludes that ancient Javanese people viewed forests not only as playing a role in profane life to fulfil basic human needs but also as having a sacred function that is considered to have spiritual power to perform rites of worship. Forest became one of the important locations for ancient Javanese people to carry out transcendental communication.


 


Hutan merupakan bentang alam yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan masa Hindu-Buddha di Nusantara. Interaksi antara komunitas masyarakat dengan lingkungan hutan dapat ditemukan pada tinggalan arkeologi berupa prasasti dan relief candi. Banyaknya penggambaran dan penyebutan hutan menunjukkan indikasi peran penting hutan bagi masyarakat sehingga perlu dilakukan kajian untuk mengungkap pandangan masyarakat Jawa Kuno terhadap hutan. Kajian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap pandangan masyarakat Jawa Kuno terhadap kedudukan hutan dalam sistem kebudayaannya. Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yakni data tertulis berupa prasasti serta data relief yang menggambarkan keadaan hidup masyarakat masa Jawa Kuno. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat Jawa Kuno memandang hutan tidak hanya berperan dalam kehidupan profan untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, tetapi juga memiliki fungsi sakral yang dianggap memiliki kekuatan spiritual untuk melakukan ritus peribadatan. Hutan menjadi salah satu lokasi penting bagi masyarakat Jawa Kuno untuk melakukan komunikasi transendental.  

Article Details

Section
Articles

References

Achmadi, A. S., Maryanto, I., Rusdianto, Maharadatunkamsi, & Dwijayanti, E. (2020). Analisis Keberadaan Spesies Mamalia di Lima Babak Cerita Relief Lalitavistara Candi Borobudur. Jurnal Biologi Indonesia, 16(2), 153–182. https://doi.org/10.47349/jbi/16022020/111

Adam, R. (2021, April 24). Esensi Agama dalam Fenomenologi Eliade. Https://Crcs.Ugm.Ac.Id/Esensi-Agama-Dalam-Fenomenologi-Eliade/.

Adwina, R., & Ginanjar, A. (2019). Identifikasi Cerita pada Relief Naratif di Candi Sukuh. Panalungtik, 2(1), 1–16. https://doi.org/10.24164/pnk.v2i1.23

Andari, C. (2006). Kompleks Megalitik Sewo, Soppeng: Tinjauan Awal terhadap Periodisasi dan Interpretasi. WalennaE, 9(2), 107–120.

Boechari. (1981). Ulah Para Pemungut Pajak di dalam Masyarakat Jawa Kuna. Majalah Arkeologi, IV(2), 67–87.

Boechari. (1986). Prasasti Koleksi Museum Nasional Jilid I. Museum Nasional.

Buitenen, J. A. B. van. (1957). Dharma and Moksa. Philosophy East and West, 7(1/2), 41–48. Darmosoetopo, R. (1971). Prasasti Salimar IV [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada.

Darmosoetopo, R. (1988). Prasasti-prasasti Salimar dalam Interpretasi, Ekspektasi dan Spekulasi. Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Yogyakarta.

Darmosoetopo, R., Prasodjo, T., & Setianingsih, R. M. (2015). Pusaka Aksara Yogyakarta: Alih Aksara dan Alih Bahasa Prasasti Koleksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya.

de Casparis, J. G. (1950). Prasasti Indonesia I (diterbitkan oleh Djawatan Purbakala Republik Indonesia). A.C. Nix & Co.

Djafar, H. (2016). Prasasti Batu I: Pembacaan Ulang dan Alih Aksara. Museum Nasional Indonesia.

Ekawana, I. G. P., Atmodjo, M. M. S. K., & Suhadi, M. (1990). Laporan Penelitian Epigrafi Bali Tahap II No. 41.

Eliade, M. (1959). The Sacred and The Profane: The Nature of Religion. Harcourt, Inc.

Fontein, J. (1989). The Law of Cause and Effect in Ancient Java (Vol. 140). Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen Verhandelingen Afdeling Letterkunde.

Galeswangi, R. H., Wahyudi, D. Y., & Putra, C. K. (2022). Inskripsi pada Relief Partayajna di Candi Jago. Sejarah Dan Budaya, 16(1), 163–181. https://doi.org/10.17977/um020v16i12022p163-181 Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama (9th ed.). Kanisius.

Goris, R. (1954). Prasasti Bali I. N.V. Masa Baru.

Haruddin, S. S. B. (2010). Atman (Jiwa) Dalam Agama Hindu [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Indra, M. (2006). Relief Naratif Candi Jawi: Uraian Penggambaran dan Pembagian Adegan [Skripsi]. Universitas Indonesia.

Achmadi, A. S., Maryanto, I., Rusdianto, Maharadatunkamsi, & Dwijayanti, E. (2020). Analisis Keberadaan Spesies Mamalia di Lima Babak Cerita Relief Lalitavistara Candi Borobudur. Jurnal Biologi Indonesia, 16(2), 153–182. https://doi.org/10.47349/jbi/16022020/111

Adam, R. (2021, April 24). Esensi Agama dalam Fenomenologi Eliade. Https://Crcs.Ugm.Ac.Id/Esensi-Agama-Dalam-Fenomenologi-Eliade/.

Adwina, R., & Ginanjar, A. (2019). Identifikasi Cerita pada Relief Naratif di Candi Sukuh. Panalungtik, 2(1), 1–16. https://doi.org/10.24164/pnk.v2i1.23

Andari, C. (2006). Kompleks Megalitik Sewo, Soppeng: Tinjauan Awal terhadap Periodisasi dan Interpretasi. WalennaE, 9(2), 107–120.

Boechari. (1981). Ulah Para Pemungut Pajak di dalam Masyarakat Jawa Kuna. Majalah Arkeologi, IV(2), 67–87.

Boechari. (1986). Prasasti Koleksi Museum Nasional Jilid I. Museum Nasional.

Buitenen, J. A. B. van. (1957). Dharma and Moksa. Philosophy East and West, 7(1/2), 41–48. Darmosoetopo, R. (1971). Prasasti Salimar IV [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada.

Darmosoetopo, R. (1988). Prasasti-prasasti Salimar dalam Interpretasi, Ekspektasi dan Spekulasi. Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Yogyakarta.

Darmosoetopo, R., Prasodjo, T., & Setianingsih, R. M. (2015). Pusaka Aksara Yogyakarta: Alih Aksara dan Alih Bahasa Prasasti Koleksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya.

de Casparis, J. G. (1950). Prasasti Indonesia I (diterbitkan oleh Djawatan Purbakala Republik Indonesia). A.C. Nix & Co.

Djafar, H. (2016). Prasasti Batu I: Pembacaan Ulang dan Alih Aksara. Museum Nasional Indonesia.

Ekawana, I. G. P., Atmodjo, M. M. S. K., & Suhadi, M. (1990). Laporan Penelitian Epigrafi Bali Tahap II No. 41.

Eliade, M. (1959). The Sacred and The Profane: The Nature of Religion. Harcourt, Inc.

Fontein, J. (1989). The Law of Cause and Effect in Ancient Java (Vol. 140). Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen Verhandelingen Afdeling Letterkunde.

Galeswangi, R. H., Wahyudi, D. Y., & Putra, C. K. (2022). Inskripsi pada Relief Partayajna di Candi Jago. Sejarah Dan Budaya, 16(1), 163–181. https://doi.org/10.17977/um020v16i12022p163-181 Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama (9th ed.). Kanisius.

Goris, R. (1954). Prasasti Bali I. N.V. Masa Baru.

Haruddin, S. S. B. (2010). Atman (Jiwa) Dalam Agama Hindu [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Indra, M. (2006). Relief Naratif Candi Jawi: Uraian Penggambaran dan Pembagian Adegan [Skripsi]. Universitas Indonesia.

Kern, H. (1917). Een Oud-Javaansche steeninscriptie van koning Erlangga. In De Steen van den Berg Penanggungan (Surabaya), thans in‘t Indian Museum te Calutta: Met Sanskrit - inscriptie en Oudjavaansche inscriptie van 963 Caka: ter eere van Vorst Erlangga (pp. 102–114). Martinus Nijhoff.

Kieven, L. (2013). Following the Cap - Figure in Majapahit Temple Reliefs: A New Look at the Religious Function of East Javanese Temples, Fourteenth and Fifteenth Centuries. KITLV. Kieven, L. (2022). ‘The Wandering Poet’, Depictions on ancient Javanese relief panels. Wacana, 23(2), 288–336. https://doi.org/10.17510/wacana.v23i2.1106

K.N.P., D. C. L. (1985). Parthayajna: Perbandingan antara Relief dengan Kakawin [Skripsi]. Universitas Indonesia.

Kramrisch, S. (1946). The Hindu Temple (Vol. 1). University of Calcutta.

Lee, S. T. S. (2021). The Jatakamala Reliefs of Borobudur: Beneficial and Insightful Acts in Adverse Times. International Review of Humanities Studies, 6(1), 347–374. https://doi.org/10.7454/irhs.v6i3.1332

Lee, S. T. S. (2022). Pemaknaan ajaran paramita pada relief Jatakamala di Candi Borobudur: Perspektif Semiotika. Berkala Arkeologi, 42(1), 37–56. https://doi.org/10.30883/jba.v42i2.963

Lee, S. T. S. (2023). Narrating the Act of Truth in the Jataka and Avadana Reliefs at Candi Borobudur. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 13(3), 396–414. https://doi.org/10.17510/paradigma.v13i3.1395

Leitane, I. (2013). Polytheism. In A. L. C. Runehov & L. Oviedo (Eds.), Encyclopedia of Sciences and Religions (pp. 1796–1803). Springer.

Maulidi, C., & Rukmini, W. I. (2018). Tipologi Lanskap Jawa Kuno dari Ilustrasi Relief Candi Jawi, Jago dan Panataran. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 10(2), 107–116.

Mazumdar, S., & Mazumdar, S. (1993). Sacred place and place attachment. Journal of Environmental Psychology, 13(3), 231–242.

Munandar, A. A. (2016). Borobudur Temple: The Interchange of Humanity Values and Ancient Architecture Development in Southeast Asia. International Review of Humanities Studies, 1(2), 148–167.

Mundardjito. (1993). Pertimbangan Ekologis dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buddha di Daerah Yogyakarta: Kajian Arkeologi-Ruang Skala Makro [Disertasi]. Universitas Indonesia.

Nala, I. G. N., & Wiratmadja, I. G. K. A. (1995). Murddha Agama Hindu. Upada Sastra.

Nastiti, T. S. (1990). Prasasti Katiden. Monumen Karya Persembahan Untuk Prof. Dr. R. Soekmono, 257 - 266.

Nastiti, T. S. (2013). Prasasti Kusambyan: Identifikasi Lokasi Madander dan Kusambyan. Amerta, 31(1), 69 – 79.

Nastiti, T. S. (2018). Watu Sima in Java: Marker Stones as Boundaries of Privileged Domains. In D. Perret (Ed.), Writing for Eternity. A Survey of Epigraphy in Southeast Asia. Ecole francaise d'Extreme - Orient (EFEO).

Pradnyawan, D. (2000). Latar Belakang Pemilihan Situs-Situs di Pegunungan Seribu, Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta (Skripsi). Universitas Gadjah Mada.

Purwanto, H. (2017). Candi Sukuh sebagai Tempat Kegiatan Kaum Rsi. Berkala Arkeologi, 37(1), 69–83. https://doi.org/10.30883/jba.v37i1.127

Ramadhan, I. T. (2019). the Concept of Death in the Sri Tanjung Text: Study of the Comparison of the Sri Tanjung Death Devotion in Sri Tanjung's Relief and Relief in the 13-15th Century Temple Masehi. Avatara, 7(1).

Reese-Taylor, K. (2012). Sacred Places and Sacred Landscapes. In D. L. Nichols (Ed.), The Oxford Handbook of Mesoamerican Archaeology. Oxford University Press.

Robson, S. O. (1995). Desawarnana. KITLV Press.

Rochman, L. N. (2017). Aktivitas Sehari-hari Masyarakat Jawa Kuno Berdasarkan Relief Naratif Candi-candi Jawa Timur ke-13-15 Masehi (Skripsi). Universitas Indonesia.

Santiko, H. (1990). Kehidupan Beragama Golongan Rsi di Jawa. In E. Sedyawati, I. H. E. Pojoh, & S. Rahardjo (Eds.), Monumen (pp. 156–171). Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Santiko, H. (2016). Identification of Karmawibhangga Reliefs at Candi Borobudur. Amerta, 34(2), 81–152.

Sentot, S., Firnandi, A., & Indramayapanna, R. (2018). Identifikasi Kisah-kisah Jataka di Candi-candi Buddhis Jawa Tengah. Jurnal Pencerahan, 10(10), 1–17.

Setyawan, H. (2022). Identifikasi dan Pemanfaatan Tanaman Masa Jawa Kuna: Studi kasus Relief Ramayana dan Kresnayana Candi Prambanan. Naditira Widya, 16(1), 1–22.

https://doi.org/10.24832/nw.v16i1.498

Setyawan, H., Ardiyansyah, P., Permana, D. I., Aristina, M., & Setiyawan, I. (2020). Interpretasi Relief Gandawyuha di Candi Borobudur. Borobudur, 14(2), 16–41.

Sharma, S., & Desphande, S. (2017). Architectural Strategies Used in Hindu Temples to Emphasize Sacredness. Journal of Architectural and Planning Research, 34(4), 309– 319.

Shiner, L. E. (1972). Sacred Space, Profane Space, Human Space. Journal of the American Academy of Religion, 40(4), 425–436.

Singh, R. P. B. (2020). Sacrality and waterfront sacred places in India. In C. Ray (Ed.), Sacred Waters: A Cross-Cultural Compendium of Hallowed Springs and Holy Wells (1st ed.). Routledge.

Soediman. (1986). Kalpataru Lambang Kemakmuran dan Keabadian. In Untuk Bapak Guru: Persembahan Para Murid untuk Memperingati Usia Genap 80 Tahun Prof. A. J. Bernet Kempers (pp. 127–143). Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Sugijanti, S. (1983). Perbandingan antara Relief Ramayana Candi Siwa Larajonggrang Prambanan dengan Kakawin Ramayana (Skripsi). Universitas Indonesia.

Suhadi, M. (1993). Tanah Sima dalam Masyarakat Majapahit (Disertasi). Universitas Indonesia.

Suhadi, M., & Soekarto, M. M. (1986). Laporan Penelitian Epigrafi Jawa Tengah No. 37.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.

Suleiman, S. (1981). Batur Pendopo Panataran. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Sulistyanto, B. (2019). Menggamit Minat Warisan Budaya Lereng Gunung Lawu. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Sumertini, N. W. (2018). Tahap Brahmacari Asrama Pijakan Menuju Tahap Kehidupan Sejahtera dan Berkualitas. Sanjiwani, 9(1), 33–42. https://doi.org/10.25078/sanjiwani.v9i1.2102

Sunjana, D. (2019). Gunung sebagai Lokasi Situs-Situs Keagamaan dan Skriptoria Masa Sunda Kuno. Purbawidya: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, 8(2), 97–111. https://doi.org/10.24164/pw.v8i2.305

Suprapta, B. (2021). Flora and fauna based on Old Javanese literary reading in the Malang Highlands Region. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 22(3), 558–581. https://doi.org/10.17510/wacana.v22i3.962

Susetyo, S. (2022). Love-Themed Story Relief on Javanese Temples: A Phylo-Archaeological Studies. International Conference on Language, Literature, Culture, and Education, 551–557. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-91-6_85

Tedjowasono, N. S. (2003). Airlangga Raja Pembaharu di Jawa pada Abad ke-11 Masehi (Disertasi). Universitas Indonesia.

Tunggono, E. R. (1987). Perbandingan Bentuk Penyajian Beberapa Adegan Cerita Ramayana dalam Bentuk Relief pada Candi Siwa Prambanan dan Candi Induk Panataran (Skripsi). Universitas Indonesia.

Wilujeng, S. R., Syamsuddin, M. M., & Murtiningsih, R. S. (2022). Homo Religiosus dalam Perspektif Filsafat Pendidikan. Humanika, 29(2), 267–281. https://doi.org/10.14710/humanika.v29i2.50625

Witasari, V. H. (2009). Prasasti Pucangan Sansekerta 959 Saka (Suatu Kajian Ulang) (Skripsi). Universitas Indonesia.

Worsley, P. (1986). Narrative Bas-Reliefs at Candi Surawana. In Southeast Asia in the 9th to 14th Centuries (pp. 335–368). Institute of Southeast Asian Studies.

Wurjantoro, E. (2018). Anugerah Sri Maharaja: Kumpulan Alihaksara dan Alihbahasa Prasasti-Prasasti Jawa Kuna dari Abad VIII–X. Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Yofani, R. (2010). Beragaman Tanaman pada Relief Candi di Jawa Timur Abad 14 Masehi: Kajian Bentuk dan Pemanfaatan (Skripsi). Universitas Indonesia

Most read articles by the same author(s)