SEJARAH DAN ARKEOLOGI TANETE BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Main Article Content

nfn Muhaeminah

Abstract

Sejarah Sulawesi Selatan di awali dengan mitos La Galigo, meskipun naskah tersebut mereupakan sebuah karya sastra yang dijadikan penuntun hidup. Naskah tersebut merupakan visualisasi tentang aspek kehidupan pada masyarakat Tanete masa lalu. Tanete adalah sebuah nama kerajaan kecil di kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Tulisan kecil ini mencoba mengungkapkan sejarah Tanete yang kurang dikenal. keterbatasan data mendorong untuk mengeksplorasi pada tingkat semi makro. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan sejarah pemukiman wilayah Tanete Barru nerdasarkan tinggalan arkeologi. Metode yang dilakukan berupa pengumpulan data dan pengelompokkan data yang dihasilkan melalui survei dan deskripsi. Hasil yang diperoleh bahwa sumber sejarah dari beberapa buku dan naskah banyak yang relevan dengan hasil penelitian mengenai makam-makam raja-raja disekitar wilayah kabupaten Barru. Sejarah di dalam naskah kuna menunjukkan pemerintahan tradisional Tanete abad XVII-XVIII telah banyak memiliki peranan, seperti upaya mengembangkan wilayah Tanete sampai ke desa-desa sebagai daerah kekuasaan.

Article Details

Section
Articles

References

Aksa, Anwar. 2001. “Kerajaan Agangnianjo (Tanete)”. Barru: Proyek Pengadaan Sarana Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Barru.

Ambary, Hasan Muarif. 1991. “Makam-Makam Kesultanan dan Para Wali Penyebar Islam di Pulau Jawa”, Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia,12, Jakarta. Puslit Arkenas.

Butzer, Karl. W. 1964. Environment and Archaeology: An Introduction to Pleistocene Geography. : Aldine Company.

Childe, V. Gordon. 1950. “The Urban Revolution”, Town Planning Review 21, hal. 3-17.

Daeng Patunru, Razak. 1967. “Sejarah Kerajaan Tanete”. Bingkisan Budaya Sulawesi Selatan dan Tenggara. No. 2 Ujung Pandang.

Enre, Fachruddin Ambon. 1999. Ritumpanna Welenrennge: sebuah Episode Sastra Bugis Klasik Galigo. Jakarta: Yayasan Obor.

Gaffar, Musa Abd. 1983. “Sejarah dan Adat Istiadat Daerah Tingkat II Kabupaten Barru Sulawesi Selatan”. Barru: Depdikbud Kabupten Barru.

Harkantiningsih, Naniek. 1996. “Barang-Barang Dapur Cina”, dalam Kalpataru. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Hal. 12-26.

Hoop, van der. 1983. Megalithic Remain in South Sumatera. Translasi by Willian Shirlaw Zutphen.

Mahmud, M. Irfan. 1998 Dinamika Impresi Tauhid Pada Inskripsi Nisan Kubur di Nusantara”., dalam Dinamika Budaya Asia Tenggara-Pasifik dalam Perjalanan Sejarah. Bandung: IAAI Komda Jawa Barat.

Muhaeminah. 1996. “Inskripsi Huruf Arab dan Lontara pada Makam Kuna di Kabupaten Barru”. Laporan Penelitian Arkeologi. Ujungpandang: Balai Arkeologi Ujungpandang.

Mattulada, 1976. “Islam di Sulawesi Selatan”. Laporan Departemen Ilmu Sosial Kemasyarakatan FISBUD Unhas. Ujungpandang: FISBUD Universitas Hasanuddin.

Paeni, Mukhlis. 1993. “Dimensi Sosial Budaya Sejarah Sulawesi Selatan”. Makalah Seminar Sejarawan Indonesia (MSI) Sulawesi Selatan (belum terbit).

Perry, W.J. 1918. The Megalithic Culture of Indonesia. Manchester: The University Press.

Rasyid, Darwas. 1990. “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Daerah Tingkat II Kabupaten Barru. Ujungpandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Sukendar, Haris. 1985. “Peranan Menhir dalam Masyarakat Prasejarah di Indonesia, dalam PIA III, Ciloto, 23-28 Mei 1993. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Sumalyo, Yulianto. 1999. “Ujungpandang: Perkembangan Kota dan Arsitektur pada akhir abad 17 hingga awal abad 20”, dalam Panggung Sejarah: Persembahan kepada Prof. Dr. Dennys Lombard. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Yayasan Obor Indonesia.

Walinono, Hasan. 1997. “Tanete suatu studi Sosiologi Politik”. Disertasi. Ujungpandang: Universitas Hasanuddin.

Zainal Abidin Farid. 1983. Wajo Abad XV-XVI: Suatu Penggalian Sejarah terpendam Sulawesi Selatan. Bandung: Alumni.