IDENTIFIKASI RANGKA MANUSIA SITUS GUA BALANG METTI, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN

Main Article Content

nfn Fakhri

Abstract

Gua Balang Metti adalah salah satu situs gua yang ditemukan di kawasan budaya prasejarah Pattuku, Kabupaten Bone. Situs ini memiliki potensi tinggalan arkeologis yang baik, mengingat ditemukannya satu rangka manusia dalam kondisi sangat rapuh. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis manusia yang menjadi pendukung kebudayaan Situs Gua Balang Metti. Metode yang digunakan adalah ekskavasi dan analisis tulang rangka manusia dengan mengidentifikasi bagian-bagian rangka untuk penjelasan tentang jenis manusia yang menjadi penghuni gua Balang Metti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangka manusia situs gua Balang Metti dalah dari jenis manusia mongoloid dengan kebudayaan penutur bahasa Austronesia pada masa kurang dari 3000 tahun yang lalu. Penelitian ini telah memberi kontribusi awal dalam upaya mencari dan menelusuri jejak manusia pendukung kebudayaan gua yang sampai saat ini belum pernah ditemukan di Sulawesi.

Article Details

Section
Articles

References

Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hakim, Budianto, dkk., 2015. Ekskavasi Tahap 1 Situs Gua Ballang Metti 1, Kec. Bontocani, Kab. Bone, Sulawesi Selatan, Laporan Penelitian Arkeologi, Balai Arkeologi Makassar.

Hakim, Budianto, dkk., 2016. Ekskavasi Tahap 2 Situs Gua Ballang Metti 1, Kec. Bontocani, Kab. Bone, Sulawesi Selatan, Laporan Penelitian Arkeologi, Balai Arkeologi Makassar.

Hakim, Budianto, 2017. “Interpretasi Awal Temuan Gigi Manusia di Situs Bala Metti, Bone dan Situs Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan”. Jurnal Walennae, Vol. 15, No. 1, Juni, 2017, Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, Makassar.

Nurani, Indah Asikin. 1995. “Pola Permukiman Gua-gua di Kaki Gunung Watangan: Suatu Hipotesis Permukiman Gua Kawasan Timur Jawa”, dalam Manusia dalam Ruang: Studi Kawasan dalam Arkeologi. Berkala Arkeologi Tahun XV-Edisi Khusus. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta, hal. 78—88.

Setiawan, Taufiqurrahman, 2014. “Analisis Stratigrafikronologi Hunian Situs Loyang Ujung Karang, Aceh Tengah”. Berkala Arkeologi, Volume 34, Edisi no. 1, Mei 2014, Yogyakarta.

Simanjuntak, T., dkk., 1999. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dan Puslitarkenas.

Simanjuntak, T., 2008. “Austronesian in Sulawesi: It’s Origin, Diaspora, and Living Tradition” dalam Austronesia in Sulawesi, ed. Simanjuntak, Center for Prehistoric and Austronesian Studies, Galang Press, Yogyakarta.

Simanjuntak, T., 2011. “Austronesia Prasejarah di Indonesia” dalam Austronesia & Melanesia di Nusantara: Mengungkap Asal-usul dan Jatidiri Dari temuan Arkeologis, Balai Arkeologi Jayapura, Penerbit Ombak, Yogyakarta.

Sugiyanto, Bambang, 2009. Pola Pemanfaatan Gua-Gua Hunian Prasejarah di Kalimantan Selatan dan Timur. Naditira Widya, Volume 3 Nomor 2, Oktober 2009. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin. Hlm. 133—144.

White, Tim D. dan Pieter A. Folkens, 2005. “The Human Bone Manual”, Elsevier Academic Press, London.

Widianto, H., 2006. Peran dan Pentingnya Fosil bagi Ilmu Pengetahuan, Berkala Arkeologi (1): 77-85.

Wiradnyana, Ketut dan Taufiqurahman Setiawan, 2011.Gayo Merangkai Identitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.