CASTING OF THE HUMAN SKELETON AT LEANG JARIE, MAROS: A PRESERVATION AND RESCUING FOR ARCHAEOLOGICAL DATA
Main Article Content
Abstract
Temuan rangka manusia Leang Jarie, berada dalam wilayah Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Temuan rangka ini memperlihatkan kondisi yang sudah mulai rapuh. Kondisi inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan untuk dilakukan dokumentasi dan penyelamatan. Dokumentasi yang dilakukan melalui pembuatan replika. Replika atau duplikasi dihasilkan melalui pembuatan casting pada rangka manusia tersebut. Tujuan pembuatan replika manusia untuk pelestarian nilai budaya serta untuk penyelamatan data arkeologi sebagai bahan pembelajaran atau pameran. Metode yang digunakan berupa pengumpulan data, pengelompokan data dan pembuatan replika rangka manusia di Leang Jarie. Pembuatan replika rangka manusia secara insitu memiliki tahapan dan proses kerja yang cukup memerlukan tenaga dan waktu, karena sebelum dilakukan casting diperlukan penanganan temuan terlebih dahulu agar objek tidak rusak akibat pembuatan pola cetakan. Hal yang perlu diperhatikan adalah pembuatan adonan untuk menghasilkan replika rangka manusia Leang Jarie, yang sesuai dengan bentuk aslinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa replika yang dihasilkan tidak 100% terekam secara keseluruhan tetapi beberapa informasi sudah dapat diamati tanpa perlu ke situs. Casting rangka manusia di Leang Jarie merupakan benda replika yang sengaja dibuat untuk dapat di pamerkan ke publik dan sebagai bentuk pelestariannya.
The human skeleton of Leang Jarie was discovered in the Simbang District of Maros Regency. The discovery of this skeleton indicates that its condition has deteriorated. This became one of the causes for documenting and rescue later. The production of replicas is used to document the process. Castings of the human skeleton are used to create replicas or duplications. The goal of creating human replicas is to conserve cultural values while also preserving archaeological data for use as educational materials or displays. In Leang Jarie, the process is data collecting, data aggregation, and the creation of a human skeleton model. Making an in-situ copy of a human skeleton has steps and labor processes that require a lot of energy and time, because it's required to handle the object first so that it doesn't get harmed while the mold pattern is being made. The production of dough to create a copy of Leang Jarie's human skeleton that is accurate to the original form is something that must be considered. The result revealed that while the replicas produced were not 100% accurate but some information could be observed without having to visit the site. The human skeleton casting at Leang Jarie is a reproduction that was created with the intention of being displayed to the public and preserved.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
AKW, B. (2006). Ceruk La Sabo di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara: Indikasi Permukiman Prasejarah? Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 9(2), 62–70. https://doi.org/10.24832/wln.v9i2.180
Fakhri. (2017). Identifikasi Rangka Manusia Situs Gua Balang Metting, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 15(2), 89–100. https://doi.org/10.24832/wln.v15i2.34
Fakhri, & Hakim, B. (2019). Identifikasi Awal dan Rekonstruksi Aspek Biologis Temuan Rangka Manusia Lj-1 Situs Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 17(2), 113–124. https://doi.org/10.24832/wln.v17i2.344
Fakhri, Hakim, B., Yulastri, Salmia, & Suryatman. (2021). Pemanfaatan Fauna Vertebrata dan Kondisi Lingkungan Masa Okupasi 8.000-550 BP di Situs Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan. Amerta, 39(1), 17–34. https://doi.org/10.24832/amt.v39i1.17-34
Hakim, B. (2011). Pola Pikir dan Tingkah Laku Manusia Prasejarah (Toala?) di Situs Gua Batti, Bontocani: Berdasarkan Variabilitas Temuan Arkeologis. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 12(1), 47–60. https://doi.org/10.24832/wln.v13i1.250
Hakim, B. (2017). Interpretasi Awal Temuan Gigi Manusia di Situs Bala Metti, Bone dan Situs Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 15(1), 19–30. https://doi.org/10.24832/wln.v15i1.10
Hasanuddin. (2002a). Beberapa Konsep Kebudayaan dan Aplikasinya Dalam Arkeologi. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 5(8), 5–14. https://doi.org/10.24832/wln.v5i1.140
Hasanuddin. (2002b). Pemanfaatan Situs Gua Sebagai Strategi Adaptasi Manusia Prasejarah di Maros, Sulawesi Selatan. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 5(9), 5–10. https://doi.org/10.24832/wln.v5i2.152
Hasanuddin. (2009). Indikasi Permukiman Situs-Situs Berciri Austronesia di Pantai Timur dan Selatan Pulau Selayar. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 11(2), 83–98. https://doi.org/10.24832/wln.v11i2.210
Intan, M. F. S. (2001). Perspektif Geologi Ruang-Ruang di Kompleks Situs Gua Maros. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 4(2), 33–45. https://doi.org/10.24832/wln.v4i2.130
Kosasih, E. A. (2003). Hunian Awal Manusia Berdasarkan Potensi Sumberdaya Alam: Pembahasan Tentang Mata Pencaharian yang Bermakna Sosial-Ekonomi. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 6(10), 5–14. https://doi.org/10.24832/wln.v6i2.164
Lenrawati. (2020). Casting: A Method of Archaeological Data Recording in Saving the National Cultural Heritage History Values. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 18(2), 83–94. https://doi.org/10.24832/wln.v18i2.402
Nugroho, D. (2009). Laporan Workshop Pembuatan Casting Tahap III.
Rasyid, A. (2017). Teknik Pembuatan Serpih Bilah Dengan Pendekatan Arkeologi Eksperimental. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 15(2), 127–144. https://doi.org/10.24832/wln.v15i2.273
Saiful, A. M., & Hakim, B. (2016). Interaksi Manusia Terhadap Binatang di Gua Batti. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 14(1), 1–10. https://doi.org/10.24832/wln.v14i1.35
Sukendar, H. (1999). Metode Penelitian Arkeologi.
Suryatman, Hakim, B., Mahmud, Muh. I., Fakhri, Burhan, B., Oktaviana, A. A., Saiful, A. Muh., & Syahdar, F. A. (2019). Artefak Batu Preneolitik Situs Leang Jarie: Bukti Teknologi Maros Point Tertua di Kawasan Budaya Toalean, Sulawesi Selatan. Amerta1, 37(1), 1–17. https://doi.org/10.24832/amt.v37i1.
Wijayanti, A. (2017). Laporan Workshop Casting Tahap I.