WOOD COFFINS IN SELAYAR AND THEIR COUNTERPARTS IN SEVERAL REGIONS IN THE PROVINCES OF SOUTH SULAWESI AND SOUTHEAST SULAWESI

Main Article Content

Bernadeta Apriastuti Kuswarini Wardaninggar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi wadah kubur kayu yang diletakkan di gua-gua di Kepulauan Selayar dan perbandingannya dengan beberapa daerah di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Dalam pencapaiannya, selain diuraikan bentuk-bentuk wadah kubur kayu di gua-gua Selayar, juga dilakukan deskripsi temuan sejenis di Bulukumba, Enrekang, Toraja (Sulawesi Selatan) dan Kolaka Utara (Sulawesi Tenggara). Metode yang digunakan adalah studi literatur (desk study), yaitu mencari dan menghimpun berbagai referensi berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan disertai analisis bentuk, sebaran dan etnografi serta pembuatan peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi wadah kubur kayu baik di pesisir maupun di pedalaman Sulawesi Selatan terdapat di Selayar, Bulukumba, Enrekang dan Toraja. Demikian pula di Sulawesi Tenggara wadah kubur kayu ditemukan di gua-gua khususnya di daerah Kolaka Utara. Dari data literatur menunjukkan wadah kubur kayu berawal di Toraja sekitar abad ke-8 M dan mengalami perkembangan pada abad ke-12 dan ke-13 Masehi. Kontinuitas tradisi itu masih berlangsung di Toraja yang merupakan daerah pegunungan yang secara geografis cukup terisolir sehingga lambat dalam memperoleh perubahan budaya pada masa-masa tertentu. Secara etnografis, wadah kubur kayu yang digunakan oleh sebagian masyarakat Toraja sekarang memiliki perbedaan secara tipologis. Berbeda dengan Enrekang, meskipun terletak pada topografi perbukitan dan pegunungan, namun masyarakatnya tidak lagi menggunakan wadah kubur kayu disebabkan kuatnya pengaruh agama Islam.


 


This research aims to establish the distribution of wood coffins placed in caves in Selayar Islands and their counterparts in several regions in South Sulawesi and Southeast Sulawesi. To meet the aim, the research describes the forms of wood coffins placed in caves in Selayar, Bulukumba, Enrekang, and Toraja (South Sulawesi) and Kolaka Utara (Southeast Sulawesi). The method used was literature study (desk study), which comprises the activities of finding and collecting various references related to the research topic. The collected data were analyzed to find out the forms, distribution and ethnography of wood coffins in those regions. A map of the distribution of wood coffins in the regions was also made. The results of the research show that the distribution of wood coffins in the coastal areas and hinterlands in South Sulawesi is found in Selayar, Bulukumba, Enrekang and Toraja. In Southeast Sulawesi especially in the region of Kolaka Utara, wood coffins are found in caves. The data collected through literature study show that the tradition of using wood coffins started in Toraja around the 8th century and experienced rapid development in the 12th and 13th centuries. Today the tradition is still performed in Toraja. This region is mountainous, so that it did not undergo rapid cultural changes in some certain eras. Ethnographically, the wood coffins now used by some of the Toraja communities have typological differences compared with the ones used in the past. Enrekang is also a mountainous area. However, the community does not use wood coffins anymore due to the strong influence of Islam.

Article Details

Section
Articles

References

Arsyad, D. (2017). Wadah Kubur Kayu Soronga di Situs Gua Tokandindi, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Universitas Hasanuddin.

Bulbeck, D., & Hakim, B. (2005). The Human Fossil Cranium From Leang Batu Tunpa, Selayar, Sulawesi Selatan. In Menguak Tabir Kehidupan Masa Lalu dan Kini. Makassar: Hasanuddin University Press.

Busthanul, A. (1991). Wadah Kubur di Gua Passea Ara Kabupaten Bulukumba (Suatu Deskriptif Analitis). Universitas Hasanuddin.

Duli, A. (2012). Budaya Keranda Erong di Tana Toraja, Enrekang dan Mamasa, Sulawesi, Indonesia. Universiti Sains Malaysia.

Duli, A. (2013). The Mandu Coffin: A Boat Syimbol of Ancestral Spirits Among the Enrekang People of South Sulawesi. Journal RIMA, 47(1).

Duli, A., Nur, M., Hasanuddin, Rosmawati, Chia, S., & Ramli, Z. (2019). The Role of Radiocarbon Analysis in Determining The Chronology of Erong Culture in Tana Toraja. Journal of Physics: Conference Series, 1341 08200. https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1341/8/082008

Effendy, M. A. R., & Mannan, S. (1995). Objek Peninggalan Sejarah dan Purbakala di Kabupaten Kolaka. Makassar.

Faiz. (2008). Allung dan Duni sebagai Media Penguburan pada Gua – Ceruk di Sulawesi Selatan (Tinjauan Etnoarkeologi). Universitas Hasanuddin.

Harsyad. (1993). Pola Penguburan Dalam Gua di Lowa, Selayar; Studi Komparasi Mengenai Sistem Penguburan Wadah Kayu Di Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin.

Hartatik. (2007). Penguburan Masyarakat Dayak dan Toraja dalam Perbandingan. Naditirawidya, 1(1).

Hasanuddin. (2003). Pola Pemukiman Masyarakat Toraja. In A. Duli & Hasanuddin (Eds.), Toraja Dulu dan Kini (pp. 35–61). Makassar: Pustaka Refleksi.

Hasanuddin. (2009). Indikasi Permukiman Situs-situs Berciri Austronesia di Pantai Timur dan Selatan Pulau Selayar. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 11(2), 83–98.

Hasanuddin. (2015). Kebudayaan Megalitik di Sulawesi Selatan dan Hubungannya dengan Asia Tenggara. Universiti Sains Malaysia.

Hasanuddin, A., Umar, F., & Asfriyanto. (2005). Spektrum Sejarah Budaya dan Tradisi Bulukumba. Makassar: Hasanuddin University Press.

Kadir, H. (1989). Nekara Selayar dalam Konteks Asia Tenggara. Pertemuan Ilmiah Arkeologi V, Buku IV, 90–106.

Laporan Penelitian Arkeologi di Kabupaten Enrekang. (2011). Makassar.

Laporan Penelitian Arkeologi di Kabupaten Kolaka Utara. (2008). Makassar.

Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaeminah. (2012). Jejak Sejarah dan Lintasan Budaya Suku Tolaki di Wilayah Sulawesi Tenggara. Makassar.

Pelras, C. (2006). Manusia Bugis (Terjemahan; Abdul Rahman Abu, Hasriadi, & N. Sirimorok, Eds.). Jakarta: Nalar bekerjasama dengan Forum Jakarta-Paris, EFEO.

Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2011). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia (edisi pemutakhiran) (5th ed.; M. D. Poesponegoro & N. Notosusanto, Eds.). Jakarta: Balai Pustaka.

Saifuddin, A. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Salman, D. (2006). Jagad Maritim. Makassar: Ininnawa.

Simanjuntak, T. (2008). Austronesian in Sulawesi: Its Origin, Diaspora, and Living Tradition. In Truman Simanjuntak (Ed.), Austronesian in Sulawesi (pp. 215–237). Center for Prehistoric and Austronesian Studies.

Simanjuntak, T., & Widianto, H. (2012). Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve Kerjasama Kemendikbud.

Somba, N. (1999). Sistem Penguburan Wadah Kayu di Sulawesi Selatan. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 3, 73–78.

Sriputri, E. (2013). Bentuk Duni pada Situs Liang Datu Kabupaten Enrekang (Studi Komparasi). Universitas Hasanuddin.

Tarimana, A. (1989). Kebudayaan Tolaki Seri Etnografi Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud.

Wardaninggar, B. A. K. (1998). Wadah Kubur Erong di Tana Toraja: Tradisi Tekno-Religi Megalitik. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 2, 25–34.

Wardaninggar, B. A. K. (1999). Bentuk-bentuk Wadah Kubur Kayu di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 3, 79–85.

Wardaninggar, B. A. K. (2011). Erong, Salah Satu Bentuk Wadah Kubur di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan Dan Tenggara, 13(2), 133–146.

Wibisono, S. C. (1991). Perubahan Pola Permukiman di Pulau Selayar Suatu Kajian Arkeologi Permukiman. Universitas Indonesia.

Wiradnyana, K. (2013). Makna Penguburan Bersama Masa Prasejarah dan Tradisinya di Sumatera Bagian Utara. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 16(2).

Yasni, A. A., & Suseno, S. (2019). Konsevasi Wadah Kubur (Soronga) di Museum Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Arkeologi, 3(2).