THE COMPARISON OF STATUE TOMBSTONES BETWEEN COASTAL AND INLAND AREAS IN SOUTH SULAWESI PERBANDINGAN NISAN ARCA ANTARA WILAYAH PESISIR DAN WILAYAH PEDALAMAN DI SULAWESI SELATAN
Main Article Content
Abstract
Statue tombstones are a product of Islamic culture with the influence of pre-Islamic elements. Especially in South Sulawesi, tombstones were used as grave markers in the early period of Islam. In addition, tombstones also function as a manifestation of the buried figure. Explicitly, the purpose of this research is to describe in detail the morphological comparison of statue tombstones in coastal and inland areas in South Sulawesi and the factors behind the comparison. The method used is data collection which includes library and field data. The results of the data collection were then processed using morphological, comparative and contextual analysis methods. Broadly speaking, this research resulted in an explanation of three aspects of the comparison of statue headstones in the coastal and inland areas, namely the comparison of morphology, materials and decoration. This research is expected to complement knowledge about the tradition of carving in South Sulawesi in particular and Indonesia in general.
Nisan arca merupakan produk budaya Islam dengan pengaruh unsur Pra-Islam. Khusus di Sulawesi Selatan, nisan arca telah digunakan sebagai penanda makam pada periode awal masuknya Islam. Selain itu, nisan arca juga berfungsi sebagai manifestasi dari tokoh yang dimakamkan. Secara eksplisit, tujuan dari penelitian ini untuk menguraikan secara rinci mengenai perbandingan morfologi nisan arca pada wilayah pesisir dan wilayah pedalaman di Sulawesi selatan serta faktor yang melatarbelakangi perbandingan tersebut. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data yang mencakup data pustaka dan lapangan. Hasil dari pengumpulan data tersebut kemudian diolah menggunakan metode analisis morfologi, komparasi dan kontekstual. Secara garis besar, penelitian ini menghasilkan penjelasan mengenai tiga aspek perbandingan nisan arca di wilayah pesisir dan wilayah pedalaman, yaitu perbandingan morfologi, bahan dan ragam hias. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi pengetahuan tentang tradisi pengarcaan di Sulawesi Selatan secara khusus dan di Indonesia pada umumnya.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Ambary, H. M. (1996). Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Ambary, H. M. (1998). Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam di Indonesia. Logos Wacana Ilmu.
Bahrir, S. (2009). Perbandingan Bentuk dan Ragam Hias Nisan Makam Islam pada Wilayah Pesisir dan Wilayah Pedalaman di Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Bronson, B. (1978). Exchange at the Upstream and Downstream Ends: Notes toward a Functional Model of the Coastal State in Southeast Asia. In Economic Exchange and Social Interaction in Southeast Asia: Perspectives from Prehistory, History, and Ethnography (pp. 39–52). https://doi.org/10.3998/mpub.19412.11
Christiawan, P. I., & Budiarta, I. G. (2017). Entitas Pemukiman Kumuh di Wilayah Pesisir. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 6(2), 178–187. https://doi.org/10.23887/jishundiksha.v6i2.12512
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Ragam Hias Beberapa Makam Islam di Sulawesi Selatan.
Duli, A., Rahman, S. A., Sulistyo, B., Muhaeminah, Raodah, Rosmawati, & Sumalyo, Y. (2013). Monumen Islam di Sulawesi Selatan (M. A. Effendy (ed.); Pertama). Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.
Fadillah, M. . (1999). Warisan Budaya Bugis di Pesisir Selatan Denpasar: Nuansa Islam di Bali. Pertemuan Ilmiah Arkeologi V.
Guntur. (2004). Studi Ornamen: Sebuah Pengantar. Penerbit STSI Press.
Hasanuddin, & Burhan, B. (2011). Bentuk dan Ragam Hias Makam Islam Kuno di Kabupaten
Jeneponto Sulawesi Selatan. Walennae, 12(1), 85–100. https://doi.org/10.24832/wln.v13i1.254
Hidayad, F., & Kunian, D. (2020). Makna Simbolik Ragam Hias pada Rumah Limas Palembang. Jurnal Sitakara, 5(2), 53–61. https://doi.org/10.31851/sitakara.v5i2.4780
Husni, M., & Hasanuddin. (2011). Potensi dan Sebaran Arkeologi Masa Islam di Sulawesi Selatan. Walennae, 12(1), 113–122. https://doi.org/10.24832/wln.v16i1.329
Ismail, I., & Hendratno, A. (2016). Studi Petrogenesis Andesit di Daerah Hargorojo dan Sekitarna, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Seminar Nasional Kebumian Ke-9, 594–611.
Jamaluddin. (1990). Bentuk Arca Nisan pada Situs Makam Kuna Bataliung di Jeneponto (Suatu Analisa Arkeologi). Universitas Hasanuddin.
Kaluppa, B., Husain, A. ., & Effendy, M. A. R. (1996). Kompleks Makam Raja-raja Binamu Kabupaten Jeneponto.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala. (2012). Peninggalan Sejarah Purbakala Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Wajo dan Sidrap.
Khosama, L. . (2012). Kuat Tekan Beton Beragrerat Kasar, Batuan Tuff Merah, Batuan Tuff Putih dan Batuan Andesit. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2(1), 1–10.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revi). PT Rineka Cipta.
Makmur, M. (2017). Ragam Hias dan Inskripsi Makam di Situs Dea Daeng Lita Kabupaten
Bulukumba. Kalpataru, Majalah Arkeologi, 26(1), 15–26. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i1.88
Mansyur, E. (2016). Fenomena Akultruasi dan Sinkretisme dalam Perspektif Arkeologi: Ragam Hias di Kompleks Makam Bataliung Jeneponto, Sulawesi Selatan. Jurnal Walennae, 14(1), 45–62. https://doi.org/10.24832/wln.v14i1.40
Mashudi. (1998). Ragam Hias Kepurbakalaan Islam Makam Puspa Negara Gresik. IAIN Sunan Ampel.
Meisar, A. (2013). Studi Bentuk, Fungsi dan Makna Ornamen Makam di Kompleks Makam Raja-raja Bugis. Dewa Ruci, 8(3), 444–460. https://jurnal.isiska.ac.id/index.php/dewaruci/article/view/1135
Mene, B. (2011). Nisan Arca Situs Makam Kuno Manuba Kecamatan Mallusetasi Kabupaten
Baruu. Papua, 3(1), 39–50.
https://jurnalarkeologipapua.kemdikbud.go.id/index.php/jpap/article/view/93
Nizam, A., Ch R, W. N., & Gustami, S. (2018). Eksistensi Ragam Hias Sulur Gelung Teratai.
Journal of Urban Society’s Arts, 5(1), 37–48. https://doi.org/10.24821/jousa.v5i1.2416
Nur, M., & Hasanuddin. (2017). Unsur Budaya Prasejarah dan Tipo-kronologi Nisan di Kompleks Makam Mattakko, Maros, Sulawesi Selatan. Arkeologi Papua, 9(1), 59–70. https://doi.org/10.24832/papua.v9i1.207
Nur, M., Hasanuddin, Duli, A., Rosmawati, & Mansyur, S. (2019). Transformasi Arca Menhir Menjadi Nisan Arca di Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Seminar Antarbangsa Ke-8 Arkeologi, Sejarah, Bahasa Dan Budaya Di Alam Melayu.
Paramadhyaksa, I. N. W. (2016). Filosofi dan Penerapan Konsepsi Bunga Padma dalam Perwujudan Arsitektur Tradisional Bali. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 3(1), 28–
https://doi.org/10.26418/lantang.v3i1.16720
Pelras, C. (2021). Manusia Bugis (2nd ed.). Ininnawa.
Poernama, J. A., & Putra, H. A. (2022). Penggunaan Bahan Batuan Berdasarkan Lokasi
Terbangun: Studi Kasus Candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Alur: Jurnal Arsitektur, 5(2), 68–79. https://doi.org/10.54367/alur.v5i2.1941
Purnamasari, N. A. (2022). Refleksi Identitas Budaya Makassar dari Penggunaan Nisan Arca di Kompleks Makam Islam di Kawasan Bantaeng, Jeneponto dan Maros. Naditira Widya, 16(1), 39–54. https://doi.org/10.24832/nw.v16i1.478
Purnamasari, N. A., Lenrawati, Limbong, D. S., Yusuf, M., & Sumaiyyah, D. (2021). Persebaran Nisan Arca di Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat, 13(1), 31–48. https://doi.org/10.24832/papua.v13i1.299
Purnamasari, N. A., & Makmur. (2021). The Mophological Comparison of the Statue
Tombstones in The Islamic Tomb Complexes in Makassar Ethnic Area. Walennae, 19(2), 123–142. https://doi.org/10.24832/wln.v19i2.508
Purwoko, F. (2018). Perilaku Pasangan Batu Candi Prambanan terhadap Gaya Geser dengan
Pengisi Lempung dan Variasi Penambahan Pasir (10%, 20%, dan 30%). Jurnal Teknik Sipil, 13(1), 15–30. https://doi.org/10.47200/jts.v13i1.836
Rangkuti, N. (1990). Arkeologi Kubur Islam di Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rosmawati. (2013). Perkembangan Tamadun Islam di Sulawesi Selatan, Indonesia: dari Perspektif Arkeologi dan Sejarah. Universiti Sains Malaysia.
Sedyawati, E. (1981). Tari: Tinjauan Seni Pertunjukan. Dunia Pustaka Jaya.
Sewang, A. M. (2005). Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad ke XVI sampai Abad XVII). Yayasan Obor Indonesia.