ASPEK MEGALITIK SITUS SEWO, SOPPENG
Main Article Content
Abstract
Megalithic tradition in Indonesia based on archaeological evidences emerged after agricultural skill began to spread and it reached its time in metal age. At Sewo sites, Soppeng, megalithic remains are divided into two classifications: living monument tradition and dead monument tradition. Living monument tradition includes stone veneration, stone altars, and dolmen. While dead monument tradition includes pil marked stone, stone mortar and stone for holy water. Nowadays, periodical agricultural ceremonies (mappassili) are still using living monument tradition. Ceremonies tradition with the tendency of megalithic continuance at Sewo sites are based on social situations, strong emotional bounds with prehistoric conception and geographical isolation from religion concept, especially Islam.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Asmar, Teguh. 1975. "Megalitik di Indo¬nesia Ciri dan Problemnya". Yaperna, no.7, Th.II.
Asmar, Teguh. 1983. "Megalitik Unsur Pendukung bagi Penelitian Sikap Hidup". PIA III, Ciloto.
Hasanuddin. 1989. Peninggalan Megalitik di Sewo. (Skipsi). Ujung Pandang: Fakultas Sastra-Universitas Hasanuddin.
Heekeren, H.R. van. 1955. Penghidupan dalam Jaman Prasejarah di Indo¬nesia. Soerongan, Jakarta.
Heekeren, H.R. van. 1958. The Bronze-Iron Age of Indonesia. Gravenhage, Martinus Nijhoff.
Kadir, Harun. 1977. "Aspek Megalitik di Toraja Sulawesi Selatan". PIA I, Cibulan. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Kaudern, Walter. 1938. Megalithic Finds in Central Celebes, Eth¬nographical Studies in Celebes. Goteborg: Flanders Boktrykeri Aktiebolag.
Mattulada. 1970. "Kebudayaan Bugis-Makassar". Manusia dan Kebuda¬yaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.
Soejono, R. P (ed). 1975. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
Sukendar, Haris. 1977. "Tinjauan tentang Peninggalan Tradisi Megalitik di Daerah Sulawesi Tengah". PIA I, Cibulan. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Sumijati.A.S. 1977. "Tinjauan tentang Beberapa Tradisi Megalitik di Daerah Purbalingga Jawa Tengah". PIA I, Cibulan. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Yondri, Lufti. 1995. "Peninggalan Megalitik di Sekitar Ranca Gabus Garut Jawa Barat". Prospek Arkeologi. Bandung: Balai Arkeologi.