KANDEAN DULANG DALAM SISTEM BUDAYA TORAJA
Main Article Content
Abstract
Pada masa proto sejarah, kondisi topografi kurang memungkinkan terjalinnya distribusi tembikar secara kontinyu dan dalam jumlah besar ke dataran tinggi Toraja. Kondisi tersebut direspon orang Toraja dengan mengembangkan kandeang dulang. Hipotesis ini didukung oleh alasan topografis, arkeologis, etnografis, vegetasi dan tipologis. Kandeang dulang yang terdiri dari 3 tipe dengan 9 variasi tipe, memiliki peranan penting bagi orang Toraja. Aspek fungsinya tidak sebatas sebagai wadah makanan semata tetapi lebih dari itu, terintegrasi ke dalam sistem penguburan, identitas budaya, stratifikasi sosial, dan estetika.
During the proto history, topography condition was not allows intertwining of pottery distribution continuously and in large numbers to the Toraja highlands. This condition was responded by Toraja society by developing kandeang dulang. This hypothesis was supported by topographical, archaeological, ethnographic, vegetation and typological. Kandeang dulang consisting of three types with 9 variations of type, have an important role for the Toraja society. Aspects of the function is not limited merely as food containers but more than that, is integrated into the system of burial, cultural identity, social stratification, and aesthetics.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Anonim. 2008. Survei Situs Megalitik Onto Kabupaten Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan. Jurusan Arkeologi, Fakultas sastra, Universitas Hasanuddin: Tidak Terbit.
Basoeki. 1986. Peranan Kayu Pada Masa Prasejarah, dalam PIA IV Hal. 151-158, Proyek Penelitian Purbakala. Jakarta: Jakarta.
Duli, Akin. 2001. "Peninggalan Megalitik di Sillanan Kabupaten Tana Toraja Propinsi Sulawesi Selatan: Suatu Rekonstruksi Masyarakat Atas Dasar Kajian Etnoarkeologi". Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia: Depok.
Forestier, Hubert. 2007. Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu, Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur, Kepustakaan Populer Gramedia: Jakarta..
Hakim, Budianto, M. Nur, Rustam. 2009. The Sites of Gua Pasaung (Rammang-Rammang) and Mallawa: Indicators of Cultural Contact between the Toalian and Neolithic Complexes in South Sulawesi, IPPA Bulletin Vol. 29: 45-52.
Heekeren, H. R. van. 1972. The Stone Age of Indonesia. 2nd ed. The Hague: Martinus Nijhoff.
Intan, Fadhlan S. 1995, Keadaan Geologi dan Peninggalan Arkeologi Situs Mallawa, Kab. Maros, Sulawesi Selatan. Unpublished report. Balai Arkeologi: Ujung Pandang.
Intan, Fadhlan S. 2002. Analisis teknologi laboratoris gerabah situs Gua Rammang-Rammang, Maros, Sulwesi Selatan. Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan dan Tenggara; WalennaE. Balai Arkeologi Makassar: Makassar.
Nur, M. dan Army Lenggo, 2001, Tau-tau, Pemberi Kesejahteraan dan Penjaga Sawah, dalam Toraja Dulu dan Kini, Akin Duli dan Hasanuddin (Ed). Pustaka Refleksi: Makassar.
Prasetyo, Bagio, 2008, Pottery from the Neolithic Sites at the Banks of Karama Rivers, dalam Austronesian in Sulawesi, Truman Simanjuntak (Ed). CPAS: Depok.
Testart, Alain, 1977, Ethnologie de I'Australie et Prehistoire de I'Asie du Sud-Est, Journal de la Societe des Oceanistes, 33, h. 78-85.
Tjandrasasmita, Uka, 1970, Laporan Proyek Penggalian di Sulawesi Selatan, Jajasan Purbakala: Djakarta.