PHYSICAL ASPECTS AND DISTRIBUTION OF POTTERY IN THE SIMBANG PREHISTORIC KARST AREA, MAROS DISTRICT ASPEK FISIK DAN DISTRIBUSI TEMBIKAR DI KAWASAN PRASEJARAH KARST SIMBANG, KABUPATEN MAROS

Main Article Content

Muh. Alif
Khadijah Thahir Muda
Yusriana

Abstract

Pottery is one of the multifunctional artifactual remains. This study discusses the physical aspects and distribution of pottery in the Simbang Karst Prehistoric Area. The method used is data collection, data processing, and data interpretation. The results showed that the pottery fragments in the Simbang Karst Prehistoric Area consisted of lips, edges, necks, carnations, bases, handles, and ears. In addition, the analysis results show several types of containers, namely urns, vases, pots, crocks, bowls, plates, and cups. Other characteristics are soot and slip pottery fragments. The decorative motifs on the pottery fragments in the Simbang Karst Prehistoric Area consist of basic decorative motifs and combined decorative motifs. The decorative techniques used consist of scratch, press, and scrape techniques. While the distribution of pottery in the Simbang Karst Prehistoric Area shows 52 sites in which pottery fragments were found, out of a total of 67 sites. However, overall, it is indicated that the pottery in the area was used as a container for cooking, storing food or drink, and is closely related to burial activities.


In addition, the characteristics of the pottery allow for the influence of Austronesian speakers.


 


Tembikar merupakan salah satu tinggalan artefaktual yang multifungsi. Dalam penelitian ini membahas tentang aspek fisik dan distribusi tembikar pada Kawasan Prasejarah Karst Simbang. Metode yang digunakan ialah pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fragmen tembikar di Kawasan Prasejarah Karst Simbang terdiri dari bagian bibir, tepian, leher, karinasi, dasar, pegangan, dan kupingan. Selain itu, dari hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa jenis bentuk wadah yaitu pasu, jambangan, periuk, tempayan, mangkuk, piring, dan cawan. Karakteristik lainnya yaitu terdapat fragmen tembikar berjelaga dan berslip. Adapun motif hias pada fragmen tembikar di Kawasan Prasejarah Karst Simbang terdiri dari motif hias dasar dan motif hias kombinasi. Teknik hias yang digunakan terdiri dari teknik gores, tekan, dan cukil. Sementara persebaran tembikar di Kawasan Prasejarah Karst Simbang menunjukkan 52 situs yang didalamnya terdapat temuan fragmen tembikar, dari total 67 situs. Akan tetapi, secara keseluruhan diindikasikan bahwa tembikar di kawasan tersebut digunakan sebagai wadah untuk memasak, menyimpan makanan atau minuman, dan erat kaitannya dengan aktivitas penguburan. Selain itu, dari karakteristik tembikar memungkinkan adanya pengaruh dari penutur bahasa Austronesia.


 

Article Details

Section
Articles

References

Aksan, & Syahrun. (2021). Bentuk Dan Ragam Hias Tembikar Temuan Gua Ladori Di Desa Bendewuta Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Sangia: Jurnal Penelitian Arkeologi, 5(2), 1–21.

Anggraeni. (2012). The Austronesian Migration Hypothesis as Seen from Settlements On The Karama River, Mamuju, West Sulawesi.

Ayu, A. R. (2021). Analisis Sumber Bahan Dan Motif Hias Tembikar Di Situs Buttu Batu Enrekang Sulawesi Selatan Serta Perbandingannya Dengan Tradisi Sa Huynh-Kalanay (Kajian Komparasi) [Skripsi]. Universitas Hasanuddin.

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala. (2011). Delienasi Kawasan Cagar Budaya Gua Prasejarah Kars Maros Pangkep.

Bellwood, P. (2017). First Islanders: Prehistory and Human Migration in Island Southeast Asia. Wiley Blackwell.

Fakhri, F., Murti, D. B. M., Hakim, B. H., Nur, M. N., Duli, A. D., & Muda, K. T. M. (2021). Osteoarkeologi Rangka Manusia Situs Leang Kado’4, Maros, Sulawesi Selatan. Walennae, 19(2), 143–160. https://doi.org/10.24832/wln.v19i2.520

Fauzi, M. R. (2017). Signifikansi Tembikar Tera-Tali dari Situs Ceruk Landai (Merangin, Jambi) dalam Rekonstruksi Ekspansi Neolitik di Bagian Barat Indonesia. Kalpataru, 26(1), 1–14. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i1.229

Gruyter, W. D. (2017). Neolithic Cultural Remains in The Coastal Area of Southeastern Hainan Province. Chinese Academy of Social Science and Hainan Museum.

Hakim, B., Fakhri, Suryatman, Murti, D. B., Susanti, D., Rosmawati, & Hernianti. (2019). Sebaran dan Jejak Hunian Manusia Prasejarah Wallacea di Kawasan Kars Simbang, Maros, Sulawesi Selatan (Tahap II Tahun 2019).

Hakim, B., Mahmud, M. I., Fakhri, Muhaeminah, Hernianti, & Saiful, A. M. (2018). Penelitian Situs Gua Prasejarah di Kawasan Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan Tahun 2018.

Hasanuddin. (2017). Situs Neolitik Mallawa Maros, Sulawesi Selatan (Suatu Hasil Analisis Keterkaitan antara Artefak dengan Sumber Daya Lingkungan). Papua, 9(1), 33–48. https://doi.org/10.24832/papua.v9i1.205

Hasanuddin, AKW, B., Syaiful, A. M., Yondri, L., Sumantri, I., Nur, M., Supriadi, Rustam, Isbahuddin, Ansyary, K. Al, & Sirajuddin, K. (2022). Interaction Between the Tolaean And Austronesian Cultures In The Mallawa Area, Maros District, South Sulawesi. Journal Of Indo-Pacific Archaeology, 44, 329–349. https://doi.org/10.7152/jipa.v44i0.15675

Intan, M. F. (2011). Analisis Teknologi Laboratoris Tembikar dari Situs Minanga Sipakko, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Kalpataru, 20(1), 52–72.

Kasnowihardjo, G. (2017). Tembikar Prasejarah-Protosejarah di Kawasan Pantura Jawa Tengah: Kajian Bahan Baku Berdasarkan Analisis Petrografis. Kalpataru, 26(2), 147–160. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i2.312

Keesing, R. M. (n.d.). Teori Teori Tentang Kebudayaan (Antropologi No. 52).

McKinnon, E. E. (1996). Buku Panduan Keramik. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Muda, K. T. (2016). Bentuk Dan Teknologi Di Situs Delubang Dan Toroan di Pulau Madura.

Munandar, A. A., Untoro, H. O., Pojoh, I. H., Johan, I., Yuwono, J., & Kurniawan, J. (2008). Laporan Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia I.

Prasetiyo, M. H., & Purwanti, R. (2017). Bentuk Hias Tembikar Di Wilayah Sumbagsel: Kunduran, Lolo Gedang, dan Muak. Siddhayatra, 22(2), 117–132. https://doi.org/10.24832/siddhayatra.v22i2.90

Qalam, A. A., Hasanuddin, Duli, A., & Ono, R. (2020). The Pottery from Gua Topogaro, Morowali Regency, Central Sulawesi Province. Jurnal Walennae, 18(1), 37–50. https://doi.org/10.24832/wln.v18i1.408

Rusyanti, R. (2016). Tembikar-Tembikar Di Situs Hujung Langit, Lampung Barat. Purbawidya, 2(2), 207–217. https://doi.org/10.24164/pw.v2i2.49

Simanjuntak, R. M. B. (2009). Ragam HIas Sa Huynh-Kalanay pada Tembikar Situs Minanga Sipakko, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat [Skripsi]. Universitas Indonesia.

Simanjuntak, T. (2011). Prasejarah Austronesia di Indonesia. In M. I. Mahmud & E. N. Djami (Eds.), Austronesia dan Melanesia di Nusantara: Mengungkap Asal Usul dan Jati Diri Dari Temuan Arkeologis (pp. 3–5). Ombak.

Simanjuntak, T. (2015). Progres Penelitian Austronesia di Nusantara. Amerta, 33(1), 25–44. https://doi.org/10.24832/amt.v33i1.211

Smyntyna, O. V. (2003). The Environmental Approach to Prehistoric Studies: Concepts and Theories. History and Theory, 42(4), 44–59.

Soegondho, S. (1993). Wadah Keramik Tanah Liat dari Gilimanuk dan Plawangan: sebuah Kajian Teknologi dan Fungsi [Skripsi]. Universitas Indonesia.

Soegondho, S. (1995). Gerabah Di Indonesia Dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini. Himpunan Keramik Indonesia.

Solheim, W. (1965). The Function of Pottery in Southeast Asia: from the Present to the Past, Ceramic and Man. Aldine Publishing Company.

Suhartono, Y. (2012). Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lukisan Gua Prasejarah di Maros Pangkep dan Upaya Penanganannya. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 6(1), 14–25.

Sukendar, H. (1999). Metode Penelitian Arkeologi. In Metode Penelitian Arkeologi. http://repositori.kemdikbud.go.id/4736/

Sulistyowati, D., Wibowo, D. C., & Ardiansyah, H. D. (2021). Interpretasi Fungsi Tembikar dari Sektor ABH Kawasan Percandian Muarajambi Berdasarkan Analisis Residu dengan Menggunakan Metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC/MS). Amerta, 39(1), 35–50. https://doi.org/10.24832/amt.v39i1.35-50

Suryatman, N., Hakim, B., Mahmud, M. I., Fakhri, N., Burhan, B., Oktaviana, A. A., Saiful, A. M., & Syahdar, F. A. (2019). Artefak Batu Preneolitik Situs Leang Jarie: Bukti Teknologi Maros Point Tertua di Kawasan Budaya Toalean, Sulawesi Selatan. Amerta, 37(1), 1–17. https://doi.org/10.24832/amt.v37i1.1-17

Triwurjani, Rr. (2018). Ragam Hias Tembikar Matano Korelasinya Dengan Tradisi Tembikar Sahuyn-Kalanay. Purbawidya, 7(1), 1. https://doi.org/10.24164/pw.v7i1.261