KAJIAN BENTUK-BENTUK PENGUBURAN KAYU DI MAMASA, SULAWESI BARAT
Main Article Content
Abstract
Kajian terhadap bentuk-bentuk penguburan kayu (keranda kayu) di daerah Mamasa, Sulawesi Barat, telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Global, Universiti Sains Malaysia, bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Universitas Hasanuddin dan Balai Arkeologi Makassar, pada akhir tahun 2010. Hasil dari kajian tersebut menunjukkan bahwa terdapat banyak sebaran situs keranda kayu di daerah Mamasa, yaitu telah ditemukan sebanyak 21 situs dengan ratusan buah peninggalan keranda kayu, yang terdiri dari bentuk perahu, kerbau, kuda, bulat dan bentuk rumah. Tata letak keranda kayu, selalu berada di kaki atau puncak tebing batu pasir, tidak jauh dari kampung tua atau sawah dan kebun. Hasil pertanggalan menunjukkan bahwa keranda kayu sudah ada sejak 730±50 BP (sekitar 1200 M) dan berlangsung terus hingga sekitar tahun 1970-an. Jumpaan lainnya adalah kerangka manusia, fragmen keranda kayu, gelang dari perunggu dan kerang, parang dan tombak dari besi, fragmen tembikar, fragmen keramik dari Dinasti Ming dan Ching dan benda-benda modern lainnya.
Wooden casket studies have been undertaken in the region Mamasa, Sulawesi, by the Center for Archaeological Global Investigations, Universiti Sains Malaysia, Penang, in collaboration with Universitas Hasanuddin and Balai Arkeologi Makassar, in late 2010. The results of these studies indicate that there are many wooden coffin sprinkling footprint in the region Mamasa, namely have found as many as 21 former site with hundreds of pieces of wood casket, which consists of a kind boat, buffalo, horses, round and form of the house. The way lies the wooden casket, always at the top of sandstone cliff, not far from the old village or the fields and gardens. Dating results showed that the wooden coffins have been around 730 ± 50 BP (about 1200 AD) and continue until about the 1970s. Another encounter was a human skeleton, coffin wood chips, poles, and bronze bracelets of shells, machetes and spears of iron, pottery fragments, splinters keramik China from the Ming and Ching and other modern objects.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Bernadeta, AKW. (1998). "Wadah Kubur Erong di Tana Toraja, Tradisi Tekno-religi Megalitik", dalam WalennaE, No. 2, hlm. 25 - 34. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.
Bernadeta, AKW. (2007). "Erong, Salah Satu Bentuk Wadah Kubur di Tana Toraja, Sulawesi Selatan", dalam Nandatira Widya, Vol. 1, No. 2, hlm. 189 - 205. Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.
Chia, Stephen & Molijol, Peter. (2010). "Kajian Keranda Kayu Balak di Kinabatangan, Sabah", Jurnal Arkeologi Malaysia, Bilangan 23, hlm 54-69.
Chia, Stephen & Koon, Peter. (2003). "Recent Discovery of An Ancient Log Coffin in Semporna, Sabah", Sabah Society Journal Volume 20, hlm. 35-43.
Chia, Stephen & Akin Duli, (2010). "Erong, Keranda Bangsawan Toraja" dalam Jurnal Lensa Budaya, Vol. 5, No. 2. Makassar: Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin.
Duli, Akin. (1999). "Bentuk-Bentuk Kubur dalam Sistem Penguburan Orang Toraja, Suatu Studi Etnoarkeologi", dipaparkan pada Kongres dan Pertemuan Ilmiah Arkeologi VIII, di Yogyakarta, 15-18 Februari.
Duli, Akin. (2001). "Peninggalan Megalitik Pada Situs Sillanan di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, Suatu Rekonstruksi Masyarakat Megalitik Berdasarkan Studi Etnoarkeologi". Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Duli, Akin. (2010a). "Sistem Penguburan Akhir Jaman Prasejarah di Sulawesi Selatan", dipaparkan dalam Seminar Arkeologi di Makassar, oleh Ikatan Ahli Arkeologi Sulawesi Selatan, tangga 12 - 14 Maret.
Duli, Akin. (2010b). "Tedong-Tedong, Batutu dan Bangka-Bangka, Rumah Arwah Orang Toraja Mamasa di Kabupaten Mamasa", dipaparkan dalam Seminar Arkeologi di Jakarta, Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tanggal 13-15 September.
Duli, Akin. (2010c). "Upaya Pelestarian Terhadap Situs-Situs Budaya Erong di Tana Toraja", dipaparkan dalam Seminar Pelestarian Benda Cagar Budaya, oleh Fakultas Sastra dan BP3 Makassar, tanggal 2 November.
Duli, Akin. (2010d). "Peranan Keranda Erong Dalam Sistem Penguburan Masyarakat Toraja", dipaparkan dalam Seminar lnternasional, dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, tanggal 8-9 Desember 2010, di Makassar.
Duli, Akin dan Hasanuddin (ed). (2003). Toraja Dulu dan Kini. Makassar: Pustaka Refleksi.
Tangdilintin, L.T. (1975). Toraja dan Kebudayaannya, Cetakan I. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan.
Tangdilintin, L.T. (1981). Upacara Pemakaman Adat Toraja. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan.