MENHIR SIGUNTU, TORAJA

Main Article Content

Muhammad Husni
Danang Wahju Utomo

Abstract

Tradisi megalitik sebagai salah satu kebudayaan masa lampau yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Peninggalan megalit sangat berkaitan erat dengan pemujaan arwah leluhur. Tulisan ini akan memusatkan perhatian selain pada fungsi juga pola penempatannya terhadap penggunaan ruang. Studi ini dilakukan untuk melihat peranan menhir secara keseluruhan dalam kehidupan masyarakat Toraja melalui pembahasan terhadap menhir Siguntu di kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Tana Toraja. Tujuannya untuk mengetahui fungsi dari menhir Siguntu. Metode yang digunakan berupa pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisis artefak dan konteks pada objek penelitian. Hasil yang diperoleh menhir Siguntu, selain berkaitan dengan upacara penguburan, menhir Siguntu juga berkaitan dengan pemujaan pada arwah leluhur. Selain itu, penempatan kompleks menhir Siguntu yang relatif berada di tengah-tengah berbagai elemen pemukiman, memberikan asumsi bahwa menhir Siguntu dianggap sebagai pusat dalam melakukan hubungan dengan roh leluhur. 

Article Details

Section
Articles

References

Ardika, I Wayan, 2001. “Pengelolaan Sumberdaya Budaya dalam Kaitannya dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah”. DIA VIII. IAAI.

Bernadeta, 1995. “Erong sebagai Wadah Kubur di Situs Lombok dan Londa Tana Toraja: Tinjauan Fungsi dan Teknologi (Studi Etnoarkeologi)”. laporan penelitian (tidak terbit). Ujung pandang: BalaiArkeologi.

Drajat, Hari Untoro, 2001. “Penelitian Arkeologi da]am Proses Pengelolaan Warisan Budaya pada Era Otonomi Daerah”, dalam EHPA, Kaliurang, 18-21 September 2001 (belum terbit).

Geldern, R. von Heine, 1945. "Prehistoric Research in the Netherlands Indies", Science and Scientists in the Netherlands Indies. New York: Pieter Honiq Ph.D. and Frans Verdoom Ph.D.

Hakim, Budianto, 1996. “Simbol dalam Upacara Masyarakat Toraja: Suatu Aspek Megalitik”, dalam PIA VII, Cipanas, 12-16 Maret 1996.

Hoop, A.N.J. Th. a. Th. Vander, 1932. “Megalithic Remains in South Sumatra. 'Zuthpen: U.J. Thieme, translated by William Shirlaw.

-------------, 1935. “Steenkistgraven in Goenoeng Kidoel”, Tijdshrift voor Indische Taal-Land-en Volkenkunde, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen, deel LXXV.

-------------, 1938. “De Praehistorie”, Geschiedens is van Nederlands Indie deel I. Amsterdam: Joost van den Vondel.

Kadir, Harun, 1977. "Aspek Megalitik di Toraja, Sulawesi Sela tan", PIA I. Cibulan.

Kaudern, Walter, 1938. “Megalithic Finds in Central celebes, Ethnographical Studies in Celebes”. Elanders Boktryckeri Aktiebolag Goteborg.

Laksmi, A.A.R. Sita, 2002. “Sumberdaya Budaya sebagai Perekat Bangsa”, Manfaat Sumberdaya Arkeologi untuk Memperkokoh Integrasi Bangsa, ed. I Made Sutaba, Ayu Kusumawati, I G.N. Tara Wiguna, I Wayan Muliarsa. Denpasar: PT. Upada Sastra.

Sedyawati, Edi, 2001. “Pembagian Peranan dalam Pengelolaan Sumberdaya Budaya”. DIA XII. Denpasar: IAAI.

Soejono, RP., 1981/1982. “Sejarah Nasional Indonesia I”. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Sukendar, Haris, 1971. “Penyelidikan Megalitik di Daerah Wonosari, Gunung Kidul”, (Skripsi). Yogyakarta: Pak. Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada.

---------------, 1977. "Tinjauan Tentang Peninggalan Tradisi Megalitik di Daerah Sulawesi Tengah", PIA I. Cibulan.

---------------, 1985. “Peranan Menhir dalam Masyarakat Prasejarah di Indonesia”, PIA III. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

--------------, 2000. Warisan Budaya dan Globalisasi. Denpasar: Fak. Sastra Universitas Udayana.

Most read articles by the same author(s)