PERMUKIMAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI BIANG KEKE DAN CALENDU KABUPATEN BANTAENG, SULAWESI SELATAN
Main Article Content
Abstract
Bantaeng is one of the regencies in South Sulawesi which has history that came since 13th century. There are many cultural remains found in this area especially from prehistoric and Islamic period. Bantaeng was still a small kingdom in southern Sulawesi peninsula. The whole site has been surveyed along the Biang Keke River at the east side of Bantaeng and the Calendu River in the middle side of Bantaeng. The presence of big rivers with its branch that get upstream at Lompobattang's mountainside and flows across many Bantaeng's regions, allows the creation of settlement that rely on the farm fecundity and availability of fresh water. In later times, the settlements along the river flows of Biang Keke and Celendu river is constitute a small kingdom that depends on trade and agriculture sector.
Bantaeng adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki sejarah sejak abad ke-13. Ada banyak sisa-sisa budaya yang ditemukan di daerah ini terutama dari periode prasejarah dan Islam. Bantaeng masih merupakan kerajaan kecil di semenanjung Sulawesi selatan. Seluruh situs telah disurvei di sepanjang Sungai Biang Keke di sisi timur Bantaeng dan Sungai Calendu di sisi tengah Bantaeng. Kehadiran sungai-sungai besar dengan cabangnya yang berhulu di lereng gunung Lompobattang dan mengalir melintasi banyak wilayah Bantaeng, memungkinkan terbentuknya permukiman yang mengandalkan kesuburan pertanian dan ketersediaan air tawar. Di kemudian hari, pemukiman di sepanjang aliran sungai Biang Keke dan sungai Celendu merupakan kerajaan kecil yang tergantung pada sektor perdagangan dan pertanian.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Bellwood, Peter. 1985. Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago. London: Academic Press.
Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Edisi Revisi terjemahan oleh T.W.Kamil. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bougas, Wayne A. 1996. "Bantayan Kerajaan Makassar Awal 1200 -1600. Ujung Pandang (Belum terbit).
Bulbeck, David. 1992. A Tale of Two Kingdoms: The Historical Archae¬ology of Gowa and Tallok, South Sulawesi, Indonesia. Doctoral Dissertation, Canberra, Austra¬lian National University.
Chang, K. C. 1968. "Mayor Aspect of the Interrelationship for Archaeol¬ogy and Ethnology", Current Anthropology, 227-243.
Deetz, James. 1967. Invitation to Archaeol¬ogy. New York: The Natural History Press.
Endang Sri Hardiati. 1998. "Catatan atas Temuan Area Terakota di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan", WalennaE 1(1): 43-50.
Fadillah, Moh. Ali, dkk. 1999. "Survei dan Ekskavasi Bantaeng 1998" Laporan Penelitian Arkeologi Balar Ujung Pandang.
Mundardjito, 1990. "Metode Penelitian Permukiman Arkeologis" dalam Monumen Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono. Depok: Fak. Sastra U.I.
Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Terjemahan buku The Bugis oleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok. Jakarta: Nalar.
Rouse, Irvin. 1972."Settlement Patterns in Archaeology" in: P. J. Ucko, Ruth Tringham and G. W. Dimbledy Man, Settlement and Urbanism, England: Duckworth. 95 -107.