EKSISTENSI BENTENG WABULA SEBAGAI BENTUK PERTAHANAN BERLAPIS KERAJAAN BUTON, SULAWESI TENGGARA
Main Article Content
Abstract
This research is a methodological and theoretical application in the context of the fortress kingdom Wabula Buton. Wabula research coverage consists of two main components, namely building the fortren with several cultural components that are involved and the geographic position of Buton keletakannya is an island-shaped country with strategic location on the sea route connecting the producing islands in eastern spices. To strengthen the defense system in maintaining the sovereignty of the kingdom, then the Sultan of Buton built several fortresses scattered layered in some areas, one of whom Wabula castle. Position Wabula fortress overlooking the sea is the political strategy were taken into account, because the position on a hill overlooking the beach make the attackers participated in the defense through the region.
Penelitian ini adalah aplikasi metodologis dan teoritis dalam konteks kerajaan benteng Wabula Buton. Cakupan penelitian Wabula terdiri dari dua komponen utama, yaitu membangun fortren dengan beberapa komponen budaya yang terlibat dan posisi geografis Buton keletakannya adalah negara berbentuk pulau dengan lokasi yang strategis di jalur laut yang menghubungkan pulau-pulau penghasil rempah-rempah di timur. Untuk memperkuat sistem pertahanan dalam menjaga kedaulatan kerajaan, maka Sultan Buton membangun beberapa benteng yang tersebar di beberapa daerah, salah satunya benteng Wabula. Posisi benteng Wabula yang menghadap ke laut adalah strategi politik yang diperhitungkan, karena posisi di atas bukit yang menghadap ke pantai membuat para penyerang berpartisipasi dalam pertahanan melalui wilayah tersebut.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Elbert, Johannes, Dr. 1911 Sunda Expedition, Durch Die Landschaft Mekongga. Hal. 249 - 282.
Hardesty, D.L., 1977. Ecological Anthropol¬ogy. New York: Jhon Wiley and Sons.
Mundardjito 1993. "Pertimbangan Ekologi dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buda di Daerah Yogyakarta: Kajian Arkeologi Ruang Skala Makro". Disertasi, Fak.SastraU.I.
Ramelan, Wiwin Djuwita. 1989. "Beberapa Pendekatan Konseptual Antropologi Ekologi: Kemungkinan Penerapannya dalam Penelitian Arkeologi Ekologi" dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi V hal. 232-247.
Sarjiyanto. 1999. "Eksistensi Kerajaan Buton: Kajian Benteng-Benteng Masa Kesultanan". Walennae 1(3): hal. 97-101.
Sharer, Robert J and Ashmore, Wendy. 1979. Fundamentals of Archaeology. Cali¬fornia: The Benjamin.
Subroto, Ph. 1983. "Studi tentang Pola Pemukiman Arkeologi Kemungkinan-Kemungkinan Penerapannya di Indonesia" Pertemuan Ilmiah Arkeologi III, hal.1176-1186. Jakarta: Puslit Arkenas.
Tamburaka, H.Rustam E. 2005. Sejarah Sulawesi Tenggara dan 40 Tahun Sulawesi Tenggara Membangun. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Zuhdi, Susanto. 1997. "Buton: Sejarah Pulau-pulau yang Terabaikan dan Pulau-Pulau Sejarah yang Terabaikan", Makalah Seminar Sejarah Sosial Indonesia. Jakarta, 8-11 Desember 1997.
http://melayuonline.com "Sejarah dan Asal-Usul Kerajaan Buton. Diakses tanggal 25 April 2009.