INDIKASI PERMUKIMAN SITUS-SITUS BERCIRI AUSTRONESIA DI PANTAI TIMUR DAN SELATAN PULAU SELAYAR

Main Article Content

nfn Hasanuddin

Abstract

The arrival of Austronesian communities in South and Southeast Sulawesi did not occur at the same time. Allegedly the coast of South and Southeast Sulawesi mainland inhabited earlier than the small islands to the south. The strategy used is a survey primarily on sites along the east coast and southern Selayar Island. The entire site is the coast with a discovery of a corpse coffin was left of human bones are stored in a cave, bronze bracelets, and artifacts of stone tools and fragments of pottery. Utilization of caves and niches shows a multi-resi­dential space that functions as a dwelling (with indication of shellfish), industrial (with indication of stone tools and chips/waste rock), and the burial place (which proved the dis­covery of human bones and container tomb called duni placed in the cave).


Kedatangan masyarakat Austronesia di Sulawesi Selatan dan Tenggara tidak terjadi pada saat yang bersamaan. Diduga pantai daratan Sulawesi Selatan dan Tenggara dihuni lebih awal dari pulau-pulau kecil di selatan. Strategi yang digunakan adalah survei terutama pada situs di sepanjang pantai timur dan Pulau Selayar selatan. Seluruh situs adalah pantai dengan penemuan peti kubur yang tersisa dari tulang manusia yang disimpan di gua, gelang perunggu, dan artefak alat-alat batu dan pecahan tembikar. Pemanfaatan gua dan ceruk menunjukkan ruang multi-residen yang berfungsi sebagai tempat tinggal (dengan indikasi kerang), industri (dengan indikasi alat-alat batu dan keripik / batuan sisa), dan tempat pemakaman (yang membuktikan adanya penemuan tulang manusia dan wadah makam yang disebut duni ditempatkan di gua).


Article Details

Section
Articles

References

Anonim. 2002. Rencana Tata Letak dan Model Fasilitas Kawasan Pengembangan Jammeng. Benteng, Kabupaten Selayar: Badan Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup.

Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Edisi Revisi, Alihbahasa oleh T.W.Kamil. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Deetz, James. 1967. Invitation to Archaeol¬ogy. New York: The Natural His¬tory Press.

Fadlan dkk. 1995. "Keadaan Geologi dan Peninggalan Arkeologi Situs Selayar, Sulawesi Selatan". Jakarta: Puslitarkenas (tidak terbit)

Hekeren, H.R.van. 1972. "The Stone Age of Indonesia". Verhandelingenvan het koninklijk, instituut voor Tall-Land-en Volkenkunde 61, The Hague: Martinus Nijhoof.

Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Terjemahan buku The Bugis oleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok. Jakarta: Nalar.

Simanjuntak, Harry Truman. 1997. "Akhir Plestosen dan Awal Holosen di Nusantara (Bahasan tentang Karakter dan Kronologi Budaya)" Proceeding Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII, Jilid 2. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Simanjuntak, Harry Truman, et.al. 2008. "Minanga Sipakko and the Neolithic of the Karama River' in Autronesian in Sulawesi. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies (CPAS).

Soejono, R.P. (ed.). Sejarah Nasional Indone¬sia Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka

Wibisono, Sony Chr. dkk. 1982, 1984, 1986. "Laporan Penelitian Arkeologi d: Pulau Selayar Daratan". Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (tidak terbit).

Wibisono, Sony Chr. dkk. 1991. "Perubahan Pola Permukiman di Pulau Selayar Suatu Kajian Arkeologi Permukiman". Thesis Magister. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Most read articles by the same author(s)