BENTUK DAN RAGAM HIAS MAKAM ISLAM KUNO DI KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN
Main Article Content
Abstract
Eksplorasi yang telah dilakukan di Jeneponto diperoleh sebaran makam Islam kuno pada sepuluh situs dengan variabilitas temuan makam yang sangat kompleks. Hubungan yang tampak jelas antara bentuk jirat, nisan dan ragam hias menunjukkan bahwa semakin besar dan tinggi ukuran jirat dan semakin variatif ragam hias suatu makam, maka tokoh yang dimakamkan memiliki strata yang tinggi pula. Bentuk jirat dengan varian ragam hias tidak berkorelasi positif terhadap bentuk jirat untuk melihat strata sosial orang yang dimakamkan. Hubungan bentuk jirat dengan bentuk nisan memperlihatkan bahwa pemakaian bentuk nisan paling banyak pada jirat monolit bersusun dua disusul dengan jirat bersusun tiga. Khusus untuk nisan menhir hanya digunakan pada makam tanpa jirat atau jirat yang tersusun dari batu-batu alam. Tampaknya tidak ada pola yang jelas mengenai penggunaan bentuk-bentuk nisan terhadap bentuk-bentuk jirat. Demikian pula dengan sistem ideologi, terlihat bahwa di daerah Jeaeponto, walaupun kepercayaan yang dianut sebelum adanya Islam, namun masih terlihat adanya unsur-unsur pra-Islam yang teraktualisasi pada bentuk makam, nisan dan ragam hias sebagai akibat adanya proses akulturasi dua unsur budaya.
Exploration has been done in Jeneponto was obtained distributions of moslem ancient tombs at ten sites with variability of the tomb findings are very complex. The apparent relationship between the form of sepulcher, tombstones and ornaments show that the larger and height and the more varied decoration of a tomb, then the figures are buried have a higher strata as well. Sepulcher with a variant form of ornamentation is not positively correlated with the form of sepulcher to see the social strata of people are buried. Relationship of sepulcher and tombstone shows that the use of tombstones are most on a monolithic with composition of two, followed with a three one. Especially for menhir, it is used only for tombs without sepulcher or sepulcher that is composed of natural stones. It seems there is no clear pattern regarding the use of grave forms on sepulcher forms. Similarly with ideological system, shows that in Jeneponto area, although the beliefs held prior to Islam, but still visible presence of elements of pre-Islamic which actualized in the form of graves, tombstones and various ornaments as a result of the acculturation process of the two elements of culture.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Ambary, Hasan Muarif, 1998, "Menemukan Peradaban: Arkeologi dan Islam di Indonesia", Puslit Arkenas, Jakarta.
Asrianti, 2010. "Pola Keletakan Makam di Kompleks Makam Raja-raja Binamu", Skripsi Jurusan Arkeologi UNHAS, Makassar.
Bellwood, Peter. 1985. Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago. London: Academic Press.
Fadillah, Moh. Ali. 1999a. Warisan Budaya Bugis di Pesisir Selatan Denpasar, Nuansa Sejarah Islam di Bali. Jakarta: Puslit Arkenas.
Fadillah, Moh. Ali. 1999b. "Etnisitas dan Nasionalisme Indonesia Perspektif Arkeologi", dalam Panggung Sejarah Persembahan kepada Prof. Dr. Denys Lombard, hal. 117-137. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mattulada. 1982. "Penelitian Berbagai Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia", dalam Penelitian Agama Masalah dan Pemikiran, hal. 50-69. Jakarta: Sinar Harapan.
Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Terjemahan buku The Bugis oleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok. Jakarta: Nalar.
Simanjuntak, Truman (editor). 2008. Austronesian in Sulawesi. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies