TEMUAN MEGALIT DAN PENATAAN RUANG PERMUKIMAN DI KABUPATEN ENREKANG

Main Article Content

nfn Hasanuddin

Abstract

Situs Tampo dan Situs Buntu Marari adalah situs megalitik yang ditemukan di wilayah Kabupaten Enrekang. Kedua situs tersebut memperlihatkan keberagaman dan sebaran data artefaktual yang cukup menarik untuk dikaji dalam penelitian arkeologi permukiman. Temuan umpak dan struktur bangunan teras membuktikan adanya sistem permukiman yang cukup kompleks dengan sifat kemandirian yang dibangun dalam jalinan sistem okupasi. Lokasi yang berada di daerah ketinggian menunjukkan tingkat okupasi yang cukup tinggi dengan akselerasi penggunaan lokasi berdasarkan pertimbangan teknologis. Dikatakan demikian karena sistem permukiman itu berlangsung di daerah ketinggian yang disesuaikan dengan faktor geografis daerah Enrekang. Mungkin juga lebih disebabkan oleh pertimbangan keamanan, karena daerah ketinggian cukup strategis untuk kemanan, baik secara hubungan komunal maupun dari faktor alam seperti menghindari kemungkinan banjir.

Tampo and Buntu Marari Sites are megalithic sites found in the area of Enrekang Regency. These sites show the diversity and distribution of artefactual data that interesting to study in the research of archaeological settlements. Extolled and terrace structure findings proves the existence of a fairly complex settlement system with independence properties built within the occupational system. Location which is located at an altitude regions show a fairly high level of occupational therapy with acceleration of location utilizing based on technological considerations. It was said, because the system of settlements took place in the region height adjusted by geographic factor of Enrekang area. It may also be more due to security considerations, because the height is a good strategic area for safety, both communal relationships as well as natural factors such as avoiding the possibility of flooding.

Article Details

Section
Articles

References

Balar Makassar. 2007. "Laporan Survei dan Ekskavasi Arkeologi di Kawasan Bambapuang, Kabupaten Enrekang". Belum terbit.

Balar Makassar. 2008. "Laporan Survei Situs Tampo dan Buntu Marari di Enrekang". Belum terbit.

Mundardjito. 1990. "Metode Penelitian Permukiman Arkeologis" dalam Monumen Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono. Depok: Fak. Sastra U.I.

Mundardjito. 1993. Pertimbangan Ekologi dalam Penempatan Situs Masa Hindu-Buda di Daerah Yogyakarta: Kajian Arkeologi Ruang Skala Makro. Disertasi, Fak. Sastra U.I.

Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Terjemahan buku The Bugis oleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok. Jakarta: Nalar.

Rouse, Irvin. 1972. "Settlement Patterns in Archaeology" in: P. J. Ucko, Ruth Tringham and G. W. Dimbledy, Man, Settlement and Urbanism, 95 - 107. England: Duckworth.

Soejono, R. P. (ed.) 1984. Sejarah Nasional Indonesia Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.

Somba, Nani. 2009. "Jejak - Jejak Arkeologis di Kaki Gunung Bambapuang Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan". Jurnal WalennaE Volume 11 Nomor 2. Makassar: Balai Arkeologi.

Somba, Nani. 2010. "Ciri Budaya Austronesia di Kawasan Enrekang Sulawesi Selatan". Jurnal WalennaE Volume 12 Nomor 1. Makassar: Balai Arkeologi.

Sukendar, Haris. 1985. "Peranan Menhir dalam Masyarakat Prasejarah di Indonesia". Pertemuan Ilmiah Arkeologi III, Ciloto, hal. 92-106.

Sukendar, Haris. 1993. Area Menhir di Indonesia: Fungsinya dalam Peribadatan. Disertasi Universitas Indonesia.

Most read articles by the same author(s)