CIRI BUDAYA AUSTRONESIA DI KAWASAN ENREKANG SULAWESI SELATAN
Main Article Content
Abstract
Enrekang is one of the regencies in South Sulawesi which having less attention in archaeological research. The research of Collo sites shows some of its importance, that is an old abandoned settlement and a shelter burial. The findings at Bambapuang's region, especially from Collo site seems showing its relationship with the character of early agricultural tradition while keep inheriting the late-Neolithic stone tools tradition. The basic character of the cultures in Bambapuang region relates with flakes technology, pottery, and ancestor's worship. The preliminary conclusion from all of the researches in Enrekang is that the first chronology of the settlement growth in Bambapuang Regency--especially at Collo site was at the same period with the spread of Austronesia in Nusantara Archipelago.
Enrekang adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang kurang perhatian dalam penelitian arkeologi. Penelitian situs Collo menunjukkan beberapa aspek pentingnya, yaitu pemukiman tua yang ditinggalkan dan pemakaman. Temuan di wilayah Bambapuang, terutama dari situs Collo tampaknya menunjukkan hubungannya dengan karakter tradisi pertanian awal sambil tetap mewarisi tradisi alat-alat batu Neolitik akhir. Karakter dasar budaya di wilayah Bambapuang terkait dengan teknologi serpih, tembikar, dan pemujaan leluhur. Kesimpulan awal dari semua penelitian di Enrekang adalah bahwa kronologi pertama pertumbuhan permukiman di Kabupaten Bambapuang - terutama di lokasi Collo - adalah - pada periode yang sama dengan penyebaran Austronesia di Kepulauan Nusantara.
Article Details
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Edisi Revisi, Alih bahasa oleh T.W. Kamil. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hardiati, Endang Sri. 1998. "Catatan Atas Temuan Arca Terakota di Kabupaten Bantaeng", WalennaE 1 (l): hal. 43-50.
Hasyim, Muh. 1991. "Duni Sebagai Wadah Kubur di Kaluppini, Kabupaten Enrekang (Sebuah Tinjauan Arkeologi)". Skripsi. Ujungpandang: Fak. Sastra Universitas Hasanuddin.
Mahmud, M. Irfan. 2001. "Determinasi Budaya Islami di Wilayah Pinggiran Kekuasaan Bugis", Walennae, 4 (6): hal. 73-90
Simanjuntak, Harry Truman, et.al. 1986. "Laporan Penelitian Arkeologi Limasari", Berita Penelitian Arkeologi No. 34.
Simanjuntak, Harry Truman, et.al. 1992. "Penelitian, Arkeologi Situs Baseh", dalam Laporan Penelitian Arkeologi. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.
Simanjuntak, Harry Truman, et.al. 2008. "Minanga Sipakko and the Neolithic of the Karama River" in Autronesian in Sulawesi. Jakarta: Center for Prehistoric and Austronesian Studies (CPAS).
Soegondho, Santoso. 1990. "Tinjauan terhadap Situs Plawangan", dalam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi 1: hal. 6-19.
Soejono, R.P. 1984. Sejarah Nasional Indone¬sia I. Jakarta: Balai Pustaka.
Soejono, R.P. 1987. "Lingkungan dan Budaya Plestosen di Indonesia", dalam Geologi Kuarter dan Lingkungan Hidup. Bandung: Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Geologi dan Sumberdaya Mineral, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Solheim II, W.G. 1965. "The Functions of Southeast Asia: From the Present to the Past", in Frederick R. Matson (ed.), Ceramics and Man. New York: University of Chicago, p. 254-74.
Triwurjani. 1995. "Lokasi Situs-Situs Arkeologi di Kawasan DAS Way Sekampung. Makalah Seminar Manusia dalam Ruang Studi Kawasan Arkeologi, Yogyakarta, 15-16 Maret 1995.
Widianto, Harry, 2008. Human Arrival and its Dispersal during the Holocen in Sulawesi. Austronesia in Sulawesi (Truman Simanjuntak, editor). Center for Prehistoric and Austronesia Studies.
Yondri, Lutfi. 1996. "Penggunaan Kayu dalam Tradisi Budaya Megalitik (Sebuah Tinjauan Pendahuluan)", dalam Jurnal Penelitian Balai Arkeologi Bandung 3 hal. 13-19.