NISAN KHAS BUGIS BONE: PERTEMUAN BUDAYA LOKAL DENGAN AGAMA ISLAM
Main Article Content
Abstract
Tombstone as a grave sign in acculturation between Islam dan Bugis Ethnic, is not only function as grave sign, but is also a medium for expressing culture. This research was carried out in Kabupaten Bone in 2021 with the aim of Bugis’ tombstone and cross-cultural on aspects of tombstone remains, in order to strengthen the value of diversity and pluralism of the Nation. The method used is qualitative research with the primary data source, namely archaeological data of ancient tombs. Archaeological data collection techniques are carried out by field surveys, which include the process of observing, classifying, describing in detail, measuring and shooting the findings in the form of Islamic tomb buildings. The results of the study found that the flattened tombstones typical of Bone which are conical / tapered consist of various shapes, there are mountains, trees, swords, and spearheads. The successful penetration of Islam was able to divert various local rituals and traditions into the Islamic burial system. Islam did not immediately blame various animistic practices and dynamism on the local Bugis Bone community, but was gently transferred in the form of a symbol system on the tombstones.
Nisan sebagai tanda kubur dalam Islam pada saat bertemu dengan etnis Bugis, tidak hanya sebatas sebagai tanda kubur, tetapi juga merupakan media untuk mengekspresikan kebudayaan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone pada Tahun 2021 dengan tujuan untuk menemukan nisan khas Bugis dan silang budaya pada aspek tinggalan batu nisan, guna memperkukuh nilai kebinekaan dan pluralisme Bangsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer yang digunakan yakni data arkeologi berupa nisan kuno. Teknik pengumpulan data arkeologi dilakukan dengan survei lapangan, yang didalamnya meliputi proses pengamatan, pengklasifikasian, pengambaran secara detail, pengukuran dan proses pemotretan temuan berupa bangunan makam Islam. Hasil penelitian menemukan bahwa nisan tipe pipih khas Bone yang berbentuk mengerucut/meruncing terdiri atas berbagai variasi bentuk, ada yang berupa gunung, pohon, pedang dan mata tombak. Keberhasilan penetrasi agama Islam mampu mengalihkan berbagai ritual dan tradisi lokal ke dalam sistem pemakaman Islam. Islam hadir tidak langsung menghilangkan berbagai praktek animisme dan dinamisme pada masyarakat lokal Bugis Bone, tetapi secara lembut dialihkan dalam bentuk sistem simbol pada nisan-nisan.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang naskahnya diterbitkan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Walennae ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti Jurnal Walennae tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
The Authors whose manuscript are published as detailed as follows:
- The publication rights of all Journal manuscript that published in the Walennae E-Journal website are held by the editorial board with the author's acknowledgement.
- Formal legal provisions for accessing digital articles of electronic journals in the decision of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA) license, which means Walennae Journal has no commercial purpose, has the right to save, transfer media / format, manage in the form of databases, caring for, and publishing articles without asking permission from the Author as long as it keeps the name of the Author as the Copyright owner.
- Manuscripts published by printed and electronically open access for educational, research and library purposes. In addition, the editorial board is not responsible for copyright infringement
References
Abdullah, A. (2016). Islamisasi di Sulawesi Selatan dalam Perspektif Sejarah. Paramita: Historical Studies Journal, 26(1), 86–94. https://doi.org/10.15294/paramita.v26i1.5148
Ambary, H. M. (1998). Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis Dan Historis Islam Indonesia. Logos Wacana Ilmu.
Beratha, N. L. S., Rajeg, I. M., & Sukarini, N. W. (2018). Fungsi dan Makna Simbolik Pohon Beringin dalam Kehidupan Masyarakat Bali. Jurnal Kajian Bali, 08(02), 33–52. https://doi.org/10.24843/JKB.2018.v08.i02.p03
Duli, A. (2018). Sistem Penguburan Akhir Jaman Prasejarah Di Sulawesi Selatan. Tumotowa, 1(2), 149–158. https://doi.org/10.24832/tmt.v1i2.17
Dwiyanti, W. (2020). Integrasi Budaya Islam dengan Budaya Lokal (Studi Adat Pernikahan Bugis Bone).
Fatimah. (2017). Makna Tradisi Aqiqah/Marruwwae Lawi Masyarakat Bugis Bone: Suatu Kajian Semiotika. Seminar Antarbangsa Ke-6 Arkeologi, Sejarah Dan Budaya Di Alam Melayu, 34.
Fatma, Fitriana, & Syahrun. (2020). Perbudakan di Kerajaan Bone pada Masa Pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. Idea of History, 03(2), 44–56. https://doi.org/10.33772/history.v3i2.1123
Hadrawi, M., Agus, N., Basiah, Suparman, & Hasbi, M. (2020). Lontara Sakke’ Attoriolong Bone (Transliterasi dan Terjemahan). Ininnawa.
Hamid, P., Rasyid, D., Batong, H., Bonga, E. A., & Kartini. (1990). Senjata Tradisional Daerah Sulawesi Selatan (S. Galba, Ed.). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hardianti. (2015). Adat Pernikahan Bugis Bone Desa Tuju-Tuju Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone dalam Perspektif Budaya Islam.
Hasma. (2019). Hukum Mahar Berupa Tanah dalam Kebiasaan Masyarakat Bugis Bone Menurut Perundang-Undangan. Al-Syakhshiyyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Dan Kemanusiaan, 1(1), 22–36. https://doi.org/10.35673/as-hki.v1i1.134.g245
Hudri, M., & Yudantiasa, M. R. (2018). Tradisi Makkuluhuwallah dalam Ritual Kematian Suku Bugis. Maghza: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 3(2), 228–241. https://doi.org/10.24090/maghza.v3i2.2136
Ilyas, A., Yabu, M., & Hasnawati. (2019). Karakteristik Visual Bangunan Makam Kuno Raja – Raja Gowa di Kompleks Mesjid Tua Katangka (Issue 2) [Tesis]. Universitas Negeri Makassar.
Inagurasi, L. H. (2017). Ragam Hias Batu Nisan Tipe Aceh pada Makam-Makam Kuna di Indonesia Abad Ke 13-17. Kalpataru Majalah Arkeologi, 26(1), 37–52. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i1.259
Jaya, I. (2019). Makna Simbolik dalam Upacara Perkawinan Adat Bugis Bone.
Mahmud, M. I. (2000). Pemukiman Kuna Cenrana, Bone: Beberapa Aspek Data Sejarah-Sosial Bugis. Walennae, 3(2), 43–64. https://doi.org/10.24832/wln.v3i2.103
Makmur. (2020). Preserving of Ancient Tomb Sites in Maros Based on Local Traditions. Jurnal Walennae, 18(1), 27–36. https://doi.org/10.24832/wln.v18i1.403
Makmur, M. (2017). Ragam Hias dan Inskripsi Makam di Situs Dea Daeng Lita Kabupaten Bulukumba. Kalpataru, Majalah Arkeologi, 26(1), 15–26. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i1.88
Marhani. (2018). Nilai Budaya Mappano’ dalam Pelaksanaan Aqiqah pada Masyarakat Bulisu Kecamatan Batulappa. Jurnal Maiyyah, 11(1), 1–29.
Mattulada. (2005). Latoa: Antropologi Politik Orang Bugis. Ombak.
Muhajirin. (2010). Dari Pohon Hayat Sampai Gunungan Wayang Kulit Purba. Imaji: Jurnal Seni Dan Pendidikan Senin, 18(1), 33–51. https://doi.org/10.21831/imaji.v8i1.6656
Oetomo, R. W. (2009). Perkembangan Bentuk Nisan Aceh, sebagai Wujud Kreativitas Masyarakat Aceh pada Masa Lalu. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 12(23), 80–93. https://doi.org/10.24832/bas.v12i23.206
Pabbajah, M. (2012). Religiusitas dan Kepercayaan Masyarakat Bugis-Makassar. Jurnal Al-Ulum, 12(2), 397–418. https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/108
Rahmawati, Azizuddin, M., & Sani, M. (2016). Transformasi Budaya Islam di Kerajaan Bone pada Abad ke 17. Jurnal Adabdiyah, 16(1), 26–43. https://doi.org/10.24252/JAd.v17i116i1a3
Ridhwan. (2018). Kepercayaan Masyarakat Bugis Pra Islam. Ekspose, 17(1), 481–498. https://doi.org/10.30863/ekspose.v17i1.107
Rosdawia. (2020). Makna Simbolik Pusaka Tua Jenis Badik di Museum La Galigo - Benteng Rotterdam Kota Makassar.
Rosmawati. (2011). Tipe Nisan Aceh dan Demak -Troloyo pada Kompleks Makam Sultan Hasanuddin, Tallo dan Katangka. Walennae, 13(2), 209–220. https://doi.org/10.24832/wln.v13i2.269
Rusman. (2020). Mahar Tanah dalam Pemahaman Masyarakat Bugis Bone dan Kedudukannya dalam Islam. Fitua: Jurnal Studi Islam , 1(1), 63–82. https://doi.org/10.24252/jdi.v5i2.7097
Ruwaidah. (2018). Makna Badik Bagi Masyarakat Suku Bugis (Studi di Kelurahan Pulau Kijang, Kecamatan Rateh, Kabupaten Indragiri). JOM FISIF , 5(1), 1–14. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/17214
Sadiani. (2018). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Nilai Sakralitas Budaya Mappanre’ Tamme dalam Perkawinan Adat Bugis Bone. Al-Bayyinah: Journal of Islamic Law, 7(2), 101–116. https://doi.org/10.35673/al-bayyinah.v2i2.53
Said, A. (2016). Studi Perbandingan Tentang Kafa’ah dalam Hukum Islam dan Budaya Bugis Bone. Al RIsalah: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2(1), 116–134. https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/alrisalah/article/view/402
Satriadi. (2017). Pamor Kawali dalam Masyarakat Bugis. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 15(1), 47–58. https://doi.org/10.33153/glr.v15i1.2068
Satriadi. (2019). Bentuk, Fungsi dan Makna Pamor Senjata Kawali dalam Masyarakat Bugis. Jurnal Pakarena, 4(1), 12–27. https://doi.org/10.26858/p.v4i1.12983
Suprayitno, S. (2012). Islamisasi di Sumatera Utara: Studi Tentang Batu Nisan di Kota Rantang dan Barus. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 36(1), 154–173. https://doi.org/10.30821/miqot.v36i1.113
Syam, A. R., Salenda, K., & Haddade, W. (2016). Tradisi Barzanji dalam Persepsi Masyarakat Kabupaten Bone. Jurnal Diskursus Islam, 4(2), 248–257. https://doi.org/10.24252/jdi.v4i2.7370
Triguna, I. Y. (2018). Konsep Ketuhanan dan Kemanusiaan dalam Hindu. Dharmasmrti, 1(18), 71–83. https://doi.org/10.32795/ds.v1i18.104
Wekke, I. S. (2013). Islam dan Adat: Tinjauan Akulturasi Budaya dan Agama dalam Masyarakat Bugis. Analisis, 13(1), 27–56. https://doi.org/10.24042/ajsk.v13i1.641
Wijaya, I. K. M. (2017). Ruang Sakala dan Niskala di Sekitar Pohon Beringin di Denpasar. Seminar Nasional Spase #3 Membingkai Multikultur Dalam Kearifan Lokal Melalui Perencanaan Wilayah Dan Kota, 197–209.